Anak Minta Ditunggu di Sekolah – Tahun ini adalah tahun pertama Adek Khairani masuk ke Taman Kanak-Kanak. Sudah lama sebenarnya Adek mengutarakan keinginannya untuk bersekolah di TK. Bahkan hampir setiap hari lewat depan TK hanya untuk melihat-lihat. Tampak sekali kalau Khairani sangat ingin bersekolah seperti kakaknya.
Sebulan sebelum hari H, saya sudah mendaftarkan Adek. Setiap saya tanya, “Adek sudah berani ya sekolah tanpa ditunggui bunda?” dia selalu mengangguk dengan mantap. Dalam hati saya bersyukur karena saya dan ayahnya enggak bisa kalau harus disuruh nungguin terus di sekolah. Ada nenek yang sakit dan butuh teman, lalu ada toko juga yang harus dijaga. Belum lagi kalau saya ada dateline menulis yang mana saya belum terbiasa menggunakan smartphone untuk mengerjakannya.
Bismillah deh, dengan hati yang mantap dan pikiran positif bahwa Adek Khairani pasti berani dan mandiri, saya pun mengantarkannya di hari pertama sekolah.
Anakku Minta Ditunggu di Sekolah
Tapi apa yang terjadi sungguh diluar dugaan, si adek minta ditungguin sampai pulang bahkan enggak mau jauh-jauh dari bundanya. Huhuhu
Awalnya saya agak kaget tapi alhamdulillah ada grup parenting tempat biasa saya curhat dan dapat pencerahan deh. Hehehe. Jadi setelah saya simpulkan, berikut adalah alasan Khaira minta ditunggu di sekolah.
1. Memiliki Tingkat Kewaspadaan yang Tinggi
Ada yang bilang kalau “anak itu punya tingkat kewaspadaan yang tinggi”. Wooo… benar juga ya apalagi Khairani enggak pernah keluar rumah. Main pun sama kakaknya karena rumah saya di pinggir jalan raya. Bisa jadi Khaira menjadi pendiam di hari pertama sekolah karena dia belum mengenal guru dan teman-temannya.
2. Butuh Waktu Lebih untuk Beradaptasi
Khaira memang jarang keluar rumah untuk bermain dengan teman sebaya. Tapi dia tidak ada kesulitan berkomunikasi dengan orang yang dikenalnya. Hanya saja dia butuh waktu lebih lama untuk bisa berteman atau ngobrol dengan orang asing. Mirip banget sama ayahnya yang pendiam kalau belum kenal, setelah kenal baik ya lancar saja ngobrolnya.
Seminggu pertama saya menunggui Khairani di dalam kelas. Bahkan ketika saya ke kamar mandi dia juga nginthil (ngikut di belakang saya). Saya enggak peduli dengan perkataan orang yang katanya anak saya manja, penakut, atau belum mandiri. Di rumah Khairani anak yang mandiri kok, dia sudah bisa mandi dan pakai baju sendiri. Meskipun beberapa aktivitas masih butuh bantuan tapi dia enggak pernah merengek, bahkan tidurpun dia bisa tanpa ditemani.
Malah saya kasihan melihat teman-teman Khairani yang dimarahi ibunya karena enggak mau ditinggal keluar kelas. Ada loh yang ibunya melotot saat tahu anaknya nangis, ya allah… kasihan deh padahal kan si anak hanya takut dan butuh beradaptasi.
3. Memiliki Bonding yang Kuat dengan Bunda
Khairani terbiasa tidur dengan saya. Jadi, selama di rumah 24 jam dia bersama saya sehingga untuk berpisah rasanya agak suit dan butuh waktu. Oleh karenanya, ketika sekolah dia agak berat jika saya hilang dari pandangannya. Saat saya berhasil menjaganya di luar kelas hampir setiap 1 menit dia menengok ke luar jendela dan berharap bisa menemukan saya.
4. Belum Nyaman dengan Suasana Baru
Selama dua minggu Khaira belum mau berbicara dengan temannya dan hanya mengawasi saja. Udah kayak anak bisu yang bisa geleng dan mengangguk, hehehe. Pun saat waktunya senam dan bernyanyi-nyanyi Khaira tidak mau menirukan dan hanya melihat. Tangannya yang mungil juga terus menggenggam tangan saya seolah-olah takut ditinggalkan bundanya.
Sebenarnya Khaira hanya belum nyaman dengan suasana baru. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya jika anak bungsu saya ini jarang sekali keluar rumah. Udah macam tahanan yang happy-happy aja meski enggak boleh keluar. Etapi saya enggak melarangnya keluar sih, hanya saja di sekitar rumah tidak ada anak sebaya yang bisa diajak bermain.
Lalu, apa yang saya lakukan? Apakah saya memaksanya?
Tidak donk Bunda, saya lebih sering memeluknya. Membisikkan kata-kata penyemangat pada Khaira, seperti, “Khaira anak yang pandai, berani, dan pintar sekolah”. Setiap hari saya bisikkan seperti itu sambil memeluknya. Saya enggak pernah melarangnya nangis atau membandingkan dengan teman-temannya, seperti “tuh lihat, si A udah berani sekolah sendiri” karena saya pun enggak suka dibanding-bandingkan, hehehe.
Benarkah Anak Saya Manja?
Tidak sedikitpun terlintas di pikiran saya bahwa anak saya manja. Saya yakin dia hanya butuh waktu lebih untuk beradaptasi. Saya lebih tahu karakter anak saya dibandingkan orang lain. Lagipula kalaupun dia sedikit manja juga enggak apa-apa, kapan lagi coba dia akan bermanja-manja dengan saya, bundanya?
Suatu saat saya akan merindukan masa-masa ini. Masa ketika anak-anak bermanja-manja dengan bundanya. Manja bukan berarti dia enggak bisa apa-apa dan semua hal butuh bantuan. Manja saya artikan sebagai bonding saya dan dia memang kuat.
Nanti, kalau anak sudah SD malah saya akan rindu dengan sifat manjanya. Seperti kakaknya yang apa-apa sudah dilakukan sendiri, hohoho. Sekarang saya puas-puasin dulu deh sama anak bungsu.
Sekarang, setelah dua minggu Khairani sudah berani sekolah sendiri. Berangkat pukul 07.00 diantar ayah dan ditungguin sampai selesai senam dan kegiatan pembiasaan (berdoa dan hafalan ayat pendek bersama-sama). Setelah masuk kelas Khaira minta ditinggal dan enggak mau ditunggui lagi.
Alhamdulillah lega rasanya … Keyakinan saya bahwa Khairani anak yang mandiri dan percaya diri adalah benar adanya. Sekarang dia juga sudah mulai hafal setiap lagu yang diajarkan bu guru, hafal nama teman-temannya, dan sering cerita tentang kebiasaan temannya. Lucu deh…
Apakah Bunda punya pengalaman seru terkait hari pertama anak di sekolah?
3 Komentar. Leave new
dulu kedua anakku hanay diantar pertama kali sekolah saja dan sdh langsung jalan
Saya sedang mengalami hal yang sama bunda. Padahal dari awal sekolah sudah mandiri. Selama 2 bulan ngga ada kendala minta di tunggui saat sekolah.. Tapi tiba pas hari senin.. Sudah pamitan sepertj biasa.. Tiba mau nangis minta ditunggui sampai sekarang sudah 1 bulan lebih.. Apa karna mau punya adik yang bun.. Soalnya setelah tau saya hamil.. Anak jadi berubah sangat manja dan minta di tunggui saat sekolah..
Bisa jadi karena dia merasa takut karena mau punya adik, gimana kalau bunda lebih perhatian ke adiknya, hehehe. Tapi gak selalu sih bun