Semangat pagi Bunda! Halo⦠Apa kabar? Postingan kali ini hasil obrolan saya dengan Bunda Yeni Sovia tentang meninggalkan anak. Bunda Yeni tuh blogger parenting yang saya kenal di dumay dan baru ketemu sekali saja. Tulisan Bunda Yeni mah keren, udah beberapa kali juga dapat juara. Makanya saya pengin colab blog dengan www.yenisovia.com agar bisa belajar nulis parenting juga.
Kami abis ngobrol tentang meninggalkan anak, bagi saya cara Bunda Yeni meninggalkan anak di rumah tanpa drama itu⦠nice banget. Baca deh disini.
Cara Meninggalkan Anak di RumahTanpa Drama
Okey, back to meninggalkan anak versi sayaβ¦
Saat belum nikah, saya nggak pernah mikir apakah nanti kalau punya anak mau saya tinggal kerja atau enggak. Lha, apanya yang mau dipikir lha wong punya anak aja belum, hahaha. Lalu, setelah punya anak barulah saya sadar jika saya harus mengamalkan ilmu yang saya miliki untuk kemaslahatan umat. #gaya
Saya bertekad akan bekerja (baca: ngantor) untuk berpenghasilan. Sejak kecil hingga kuliah, saya sudah terbiasa “jualan” untuk mendapatkan uang meskipun sedikit. Tapi jika didapatkan dari usaha sendiri itu rasanya luar biasa. Ada kebanggaan tersendiri.
Pas udah nikah, saya pun bertekad harus bisa berpenghasilan meski insyaallah suami bisa memenuhi kebutuhan saya. Jadilah saya bekerja di sebuah instansi pendidikan. Saat punya anak, suami saya yang seorang wirausaha menjaga dan merawatnya sejak masih bayi. Tentu saja dibantu ibu mertua yang baik hati. Heuheu
Tega sekali meninggalkan anak bersama suami? Gimana kalau nanti kurang kasih sayang dari ibunya? Begitulah komentar miring yang sering saya dengar. Hahaha. Anjing menggonggong kafilah berlalu, biarkan orang nyinyir toh mereka nggak tahu apa-apa.
Suami saya orang yang sabarnya kebangetan, Alhamdulillah sampai sekarang pun belum pernah marah. Dia telaten sekali merawat anak-anak dan bersyukur sekali kedua anak saya bisa dekat dengan saya maupun dengan ayahnya. Saya pernah lho ninggalin anak saya sampai 3 hari dua malam, alhamdulillah mereka makin lengket sama saya. Apa coba kalau bukan karena kesabaran suami? Hehehe
Tapi tak selamanya hati saya setangguh karang, masih ada lembek-lembeknya. Terkadang saya kasihan juga melihat suami dengan segala keribetannya saat mengurus anak. Akhirnya saat anak kedua berumur 3 tahun saya resign dan bekerja di rumah. Sebagai apa? Ya blogger, ya content writer, pokoknya online deh.
Baca juga: Untuk Wanita yang Ingin Berhenti BekerjaΒ
Apakah setelah resign ada jaminan nggak ninggalin anak? Enggak juga sih, sebagai blogger saya juga menerima undangan dan tawaran untuk melakukan review produk atau tempat usaha. Jadi ya masih ninggalin anak, tapi sekali-sekali aja nggak tiap hari.
Kenapa Harus Suami?
Kan sudah saya bilang kalau suami saya punya banyak waktu luang untuk merawat anak-anak. Dia juga sabar dan telaten. Tapi ya gitu lah, tak ada manusia yang sempurna. Saya harus terima hasilnya apa adanya, hihihi.
Maksudnya? Suami saya memang sabar dan telaten, Bun. Tapi saking sabarnya anak-anak jadi agak βkurang aturanβ. Ehmβ¦ apa ya? Bukan nakal, bukan juga liar. Mereka sangat terkontrol, tapi ada yang kurang. Misalnya nih buang sampah sembarangan, kamar berantakan, makan tercecer, kayak gitu.
Baca juga: Gadget Untuk Aktivtias Positif Anak
Berbeda dengan saya yang sangat cerewet dan betah mengulang-ulang perintah (tanpa marah ya, Bun, kadang-kadang aja sih kalau lagi penat). Hasilnya beda karena anak-anak butuh contoh dan pengulangan kata, ya kan Bunda?
Terus, kenapa juga nggak dititipkan ke neneknya?
Ya, karena ibu mertua saya punya riwayat diabetes dan masih ada kemungkinan kambuh. Menjaga anak-anak itu kan butuh tenaga ekstra juga apalagi kalau masih batita dan balita. Saya nggak mau jadi anak durhaka. Huhuhuuuu
Kadang saya malah bersyukur karena kami nggak bisa bayar pengasuh saat anak-anak saya tinggal. Itu artinya pengasuhan dan perawatan anak-anak full ada ditangan kami sebagai orang tua. Kan ada tuh, Bun, bayi yang disiksa pengasuhnya. Ada beberapa pengalaman dari saudara juga yang anaknya sering dikasih permen (padahal udah dilarang sama ibunya), hingga akhirnya dipasang CCTV.
Duh, mules deh kalau lihat kejadian kayak gitu. Bersyukur sekali saya mendapatkan suami yang dengan tulus ikhlas menjaga anak-anak saat saya meninggalkan mereka.
Intinya, saya tetep keukeuh meninggalkan anak bersama suami apapun yang terjadi.
Prepare is everythingβ¦
Sebelum meninggalkan anak bersama suami, tentu saja ada beberapa hal yang harus saya persiapkan. Bunda lainnya pasti gitu juga kan? Paling tidak saya sedikit membantu hal-hal yang βmustahilβ akan dilakukan suami. Hahaha.
Pertama, saya akan memastikan anak-anak kenyang atau sudah makan saat saya berangkat. Oleh karena itu saya masak dulu. Masalah makan ketika saya sedang tidak ada dirumah, itu urusan suami. Saya juga memastikan kesediaan bahan makanan yang mudah dimasak saat saya tidak ada di rumah. Misalnya mie instan, telor, ataupun frozen food.
Berhubung rumah kami dekat pasar, kalau tempe, tahu, atau sayuran bisa beli langsung. Tapi apa iya suami mau ke pasar? Mau donk! Saya juga kaget waktu dia bilang ke pasar sama anak-anak hanya untuk beli tempe dan tahu, wkwkwkwk. The best husband deh pokoknya.
Kedua, saya juga akan memastikan rumah bersih sebelum saya berangkat. Khususnya kamar tidur. Suami saya tidak terbiasa membersihkan ataupun menata kamar (ini salah satu kekurangan dia). Itβs okey, hanya menghabiskan waktu dan tenaga saja jika harus berdebat masalah kebersihan kamar.
Solusinya, saya bersihkan dan tata kamar sebelum pergi meskipun saat saya datang, kamar pasti berantakan lagi. Namanya juga anak-anak. Huftβ¦
Ketiga, saya usahakan pamit kepada anak-anak. Nggak perlu bohong mau pergi kemana, jujur itu wajib agar anak-anak juga tahu apa saja yang dilakukan bundanya. Saya khawatir mereka akan berpikir yang bukan-bukan jika saya tidak jujur.
Memang, kadang kalau jujur anak-anak sering merengek minta ikut. Tapi jika dijelaskan dengan penuh kesabaran insyallah anak-anak akan mengerti kok. Oiya, saya sering juga mengajak mereka ke acara sharing parenting sehingga mereka juga pengin ikut lagi.
Keempat, tidak memberikan janji-janji manis. Misalnya, dijanjikan beli es krim saat bunda pulang, atau diajak beli mainan baru, dll. Lebih baik langsung dibelikan saja karena memory anak sangat tajam mengingat sebuah janji.
Itu saja sih persiapan yang saya lakukan jika meninggalkan anak bersama suami. Alhamdulillah belum pernah ada masalah sedikitpun dan anak-anak masih merindukan saya sama seperti saat saya ada dirumah seharian.
Anak itu Investasi, Masa Depan Mereka adalah Masa Depan Kami
Anak-anak selalu berlari menyambut kedatangan bundanya, untuk kemudian menciumi dan memeluk saya. Apalagi kalau saya bawakan kue favoritnya, mereka akan mencium saya sambil berkata βBunda terbaik, terima kasih Bunda.β Air mata saya pun meleleh dan hati berbunga-bunga.
Anak adalah investasi lahir dan batin. Masa depan mereka adalah masa depan kami sebagai orang tua. Pola asuh yang baik akan memberikan dampak nyata saat mereka sudah besar nanti. Oleh karenanya saya dan suami berkomintmen memberikan pengasuhan terbaik semampu kami dan selalu berdoa untuk kebaikan mereka. Amiin
Terima kasih ya Allah⦠Kau anugerahkan kepadaku keluarga kecil yang bahagia. Amiin
Kalau Bunda? Pernah nggak ninggalin anak? Biasanya dititipkan kepada siapa? Boleh loh sharing di kolom komentar.
20 Komentar. Leave new
Bunda jujur saya sampai senyum-senyum sendiri bacanya. Soalnya ada bagian ceritanya yang lucu hihihi. Tapi, ada juga yang sedih. Kita punya sisi kesamaan ya Bun. Kalau Bunda kuliah sambil jualan. Kalau saya kuliah sambil ngajar. Sama2 berusaha buat ngedapetin uang buat bantuin ortu. Hidup kita penuh perjuangan. Makanya nanti saya juga mau tanamkan ke anak2 saya. Kalau mau sesuatu itu harus berusaha dulu agar dia bisa menghargai sebuah proses. Saya juga setuju lebih nyaman titipin k ayahnya anak kita ya dripda k yang lain. Semangat teru buat Bunda Eni ya. Semoga dimudahkan urusannya π
Ternyata ada yang lebih sabar dari saya yaa he3.
Apa semua rata-rata ayah gitu ya, sabar dan lebih permisif sama anak sehingga ketika ditinggal sama ayah jadi lebih bebas π
nggak semua ayah kayak gitu mas. hehehe
Alhamdulillah suami saya juga bisa diajak kompromi soal ini dan kami punya visi dan misi yang sama dlmdi merawat anak, jadi tenang deh. Yang penting keluar bukan buat haha hihi gak jelas sama temen.
Aku juga yang termasuk sering ninggalin anak sama suami mak, karena ya lebih tenang aja gitu. Dan suami juga menikmati dianggap daddy’s day out
Anak-anak saya lebih dekat ke bapaknya saat mereka kecil, setelah dewasa malah lebih dekat ke saya. Mungkin karena waktu mereka kecil lebih banyak bersama bapaknya, atau karena bapaknya lebih manjain mereka.
Anak pertama dulu setiap hari ninggalin anak. Sekarang yang bontot gak pernah jauh dari emaknye. Hahhaha.. mungkin nunggu udah sekolah baru lebih mandiri kali ya..
Pernah sekali waktu ikut acara Tupperware. Saya datangkan Mama dan adik dari Palembang untuk nemanin Dani dan Dika selama 5 hari 4 malam. Waktu itu masih tinggal di Tangerang, dan suami kebetulan lagi dinas ke Papua. Sementara ART nggak nginap. Saya nelpon setiap jam buat ngecek mereka..
Saya juga mbak, kadang meninggalkan anak hanya sama suami. Tapi pas lagi kerja, hehe. Tapi alhamdulillah, suami malah jadi lebih dekat ke anak2
mba Enni, aku juga semenjak mamaku sakit. Jadi aku sering menitipkan anak pada suami. Tapi sebelum pergi aku sudah mempersiapkan makanan mereka, jadi aku ninggalinnya juga tenang π
Terima kasih untuk sharingnya ya mba π
Aku juga sering ninggalin anak. Tapi lebih banyak dititipkan ke Ibu. Alhamdulillah Ibu masih sehat dan beliau juga seneng karena Luigi sedang lucu2nya. Kalo nitipin ke suami, sy suka khawatir kurang sabar ketika nyuapin makan hihi.
Aku kalau ninggalin anak itu ga tenang banget. Meski sama ayahnya. Kalau nangis ga berhenti kalau ga yang aku pegang. Jadi kemana-mana kintil terus iki anak, mbak.
waaah… hebat mbak
[…] Baca juga: Meninggalkan Anak Bersama Suami […]
[…] Yaiyalaaah, kan saya emak-emak yang setiap hari berinteraksi dengan anak-anak. Menulis parenting akan lebih mudah karena tidak perlu terlalu banyak mikir. Apa aja yang saya alami sebagai orang tua bisa saya tulis. Misalnya aja tips jitu mengatasi anak susah makan, cara menjauhkan anak dari gadged, atau tips menitipkan anak pada suami. […]
[…] teman dan browsing di internet, saya pengin mengunjungi Kuntum Farmfields bersama anak-anak dan suami. Mengapa? Karena Kuntum Farmfields adalah salah satu Agrowisata yang ada di Bogor. Kalau di Malang […]
Biasanya saya meninggalkan anak pada suami aja. Sebelum saya pergi, sudah saya siapkan lauk yang siap dipanaskan oleh suami aja ketika saya sedang pergi.
Pernah juga meninggalkan anak terpaksa sampai malam. Anak saya sudah ngantuk menjelang waktu tidur, tapi saya belum pulang. Suami saya yang ninabobokan sampai tertidur.
Tapi tetep, ketika bangun, yang dicari ya saya lagi.
[…] Baca juga: Meninggalkan Anak Bersama Suami is The Best […]
Anak2 udah besar seperti sekarang ini kalo ninggalin anak sama suami ya oke-oke aja sih. Asal isi kulkas aman. Tipsnya bener semua tuh mba π
makasih mbak diah ^_^