Buka puasa dengan gorengan β Mendengar kata gorengan saat puasa emang bikin ngiler ya Bun. Apalagi jika gorengan adalah makanan favorit dimana hampir setiap hari Bunda memasaknya di rumah. Rasanya kalau nggak ada gorengan sebagai lauk di meja itu kurang pas.
Apalagi saat bulan puasa, ada yang menjadikan gorengan sebagai menu wajib untuk membatalkan puasa. Jika waktunya berbuka dan nggak ada gorengan, rasanya gimanaaa gitu. Gorengan yang biasanya dijadikan menu berbuka seperti bakwan, tempe dan tahu goreng, risol mayo, dan masih banyak macam.
Padahal nih, Bunda, dibalik lezatnya gorengan ada bahaya yang mengintai jika kita terlalu sering berbuka puasa dengan makanan dengan tekstur kriuk ini. Bayangin aja tuh lemaknya pada minyak yang menempel pada gorengan, hhiiiiiiβ¦. Pastinya sulit dicerna, apalagi jika dimakan setelah perut kosong seharian, ye kan?
Baca juga: Cara Mudah Mengajak Anak Puasa
Coba, perut yang masih kosong harus mencerna lemak yang dapat membuat pencernaan bekerja lebih keras untuk mencernanya. Enak banget di lidah tapi kasihan jika usus harus bekerja ekstra. Bisa-bisa menggangu dan menghambat saluran pencernaan untuk memproses zat gizi lainnya.
Kenapa ya makan gorengan susah berhentinya? Pengen nambah terus dan terus. Ini karena gorengan dicerna dengan lambat sehingga perut tidak cepat merasa kenyang. Akibatnya kita makan gorengan lagi dan lagi. Kadang sampai nggak sadar deh habis berapa? Ya nggak sih, Bun?
Beda Orang Beda yang Dirasakan
Pernah nggak setelah buka puasa dengan gorengan, Bunda merasa mual (meskipun sedikit, biasanya diartikan kekenyangan)? Bagi orang yang saluran pencernaannya sensitif, gorengan akan merangsang asam lambung naik dan menyebabkan perih di perut (istilah lainnya heartburn atau perasaan panas di sekitar perut bagian atas). Asam lambung naik karena lemnak jenuh pada gorengan.
Ada juga yang mengalami konstipasi atau sembelit karena gorengan itu kurang banget seratnya dan lemaknya sulit dicerna. Nggak rekomen banget deh untuk penderita wasir berbuka puasa dengan gorengan.
Apalagi jika Bunda menggorengnya dengan minyak yang sudah berkali-kali dipakai. Gorengan akan mengandung akrolein yang menyebabkan tenggorokan gatal. Mungkin jika Bunda ingin lebih sehat bisa menggunakan minyak yang baru saja. Katanya sih makin sedikit minyak yang dipakai juga semakin baik, apalagi kalau pakai wajan Teflon, hihihi.
Kenapa Buka Puasa dengan Gorengan Nggak Sehat?
Gorengan tuh enak banget, aromanya lezat plus kriuknya endes banget di lidah. Tapi⦠kenapa ya kok dibilang nggak sehat?
Itu karena gorengan mengandung lemak trans yang dapat meningkatkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) atau lemak jahat dan menurunkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) lemak baik dalam tubuh. Lemak trans bisa menumpuk dan membantuk plak pada arteri di tubuh.
Plak inilah yang dapat menyumbat aliran darah dan pada akhirnya menjadi penyebab penyakit jantung dan stroke. Serem banget ya, Bunda. Selain itu gorengan juga menyebabkan kanker. Apalagi yang kematengan atau mendekati gosong karena mengandung mineral karbon dan karsinogen yang berasal dari makanan yang digoreng pada suhu tinggi.
Terus? Masih Pengin Buka Puasa dengan Gorengan?
Boleh aja kok, nggak ada yang melarang Bunda makan gorengan. Asalkan secara terkontrol, hehehe. Saya pernah mendengarkan ceramah kesehatan, makan gorengan minimal empat saja sehari. Ukuran sedang lah yaβ¦ Kalau empat gorengan tapi sebesar piring makan, whuaaaaaβ¦. Sama aja boβong.
Lalu, kalau bisa bikin gorengan sendiri aja. Hindari membeli gorengan di luar,biasanya minyaknya dipakai berulang-ulang sehingga memicu pembentukan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh dan kesehatan.
Baca juga: Sahur Bersama Anak tanpa Ribet
Saya sih sudah berusaha mengurangi gorengan, kecuali tempe goreng (ini makanan favorit saya dan belum bisa move on, hiks). Biasanya saya juga menggoreng bakwan di Teflon jadi tanpa minyak. Jangan lupa ditutup saat menggoreng biar matangnya sempurna. Memang rasanya beda dengan digoreng pakai minyak, tapi bayangin efeknya jadi merinding deh.
Saya juga lebih memilih buka puasa dengan buah segar atau jus buah plus kurma. Langsung kenyang dan bisa lanjut sholat mahgrib dan tarawih tanpa rasa kantuk sedikitpun. Kecuali emang kurang tidur. Hehehe
Kalau Bunda, biasanya buka puasa dengan makanan pembuka apa?
12 Komentar. Leave new
Kurma, buah dan teh manis Mbak kalau saya….jarang gorengan
Gorengan ada, tempe dan tahu goreng ..soalnya favorit saya dan orang serumah juga π
Air putih terus jus terus lontong terus baru nasi,dkk masing2 dijedain sekitar 15-30 menit. Ehehee.. aku juga prefer gorengan punya sendiri. Apalagi tahu dan tempe goreng, kesukaan ini mah…
Sejak kolesterol.naik pasca idul.fitri, saya sudah jauh-jauh sama gorengan. Apalagi pas puasa, perut suka mual. Sekarang mnu berbuka paling sering ya kurma dan buah.
Duluuu…saya suka sekali dengan gorengan. Buka puasa, sering sekali menyediakan gorengan. Tapi sekarang setelah tahu sisi negatifnya, gorengan jarang sekali disediakan di rumah. Lebih memilih berbuka dengan buah-buahan aja.
Berhubung saya tidak puasa, tapi kadang masak untuk Om yang puasa, saya berusaha tidak terlalu banyak gorengan mbak Eni. Tetapi karena Om saya tidak punya istri, jadi seringnya Om yang beli sendiri. Saya sih tidak sering bikin gorengan, ya sekali-sekali saja. Yang sering saya terapkan dirumah: jika sudah ada gorengan, maka sayur saya kasih yang sedikit mungkin minyak. Bisa santan tanpa bumbu yang ditumis, atau sop, bumbu tidak ditumis, langsung pakai kaldu.
Saya masih harus berjuang melawan gorengan mba hiks… emang lebih sehat buah ama sayur ya? Haiiyaaa harus memantapkan niat nihh
Tahun ini buah, Mak. Biasanya 3 biji gorengan masih kurang hehehehe
alhamdulillah ya mbak sudah mulai hidup se
Setuju Mbak, asalakan gak terlalu banyak sih gak masalah hehe. Yang harus dibayakin saat berbuka itu air putih sama sayur juga.
Saya juga sering buka sama gorengan, buat lauknya sih. Tapi menu utama harus sayur. π
[…] Baca juga: Buka Puasa dengan Gorengan, Sehat Nggak Ya? […]
Saya pernah ini mbak, pas lagi di tempat kerjaan. Gak bisa menghindari gorengan di tempat kerja