Mengapa saya bangga menjadi momblogger? Ehm⦠jujur saya juga bingung mau jawab apa karena belum pernah ada yang tanya kepada saya. Pun ketika saya resign dari seorang guru TIK, belum ada teman atau saudara yang menanyakan hal tersebut.
Mengapa dan bagaimana saya resign, bisa dibaca pada postingan Untuk Wanita yang Ingin Resign.
Pertanyaan yang paling sering ditanyakan orang-orang saat saya resign adalah saya mau kerja apa? Lalu setelah saya jawab menjadi narablog (dulu disebut blogger) mereka ada yang lanjut nanya dan ada yang hanya manggut-manggut (entah paham atau tidak).
Paling bingung itu kalau yang nanya orang ndeso dan nggak kenal gadged ataupun dunia digital. Biasanya saya akan bilang kalau pekerjaan saya menulis secara online, semacam menulis berita gitu deh.
Terus merekapun akan menyimpulkan jika saya adalah seorang wartawan. Apalagi jika mereka pernah membaca tulisan dan melihat foto saya yang terpampang di surat kabar lokal. Hehmβ¦
Sebagai momblogger saya merasa kurang dihargai, beda dengan menjadi guru yang mana orang sekampung pasti mengenali saya. Terbukti saat masih mengajar, setiap orang yang mengenal saya jika bertemu hampir selalu menyalami dan menyapa saya.
Sejak resign dan menjadi narablog, saat bertemu orang dan mereka tahu kalau saya sudah resign maka hanya senyum manis yang tampak. Ya, alhamdulillah masih dapat senyum manis ya, hehehe.
Hidup memang tak seindah drama korea, selalu husnudzon adalah langkah yang tepat. Bisa jadi karena guru adalah salah satu profesi yang disegani di desa. Sepertinya kalau perempuan ndeso pergi ke kantor ituβwahβ banget sedangkan kalau hanya pakai daster dan di rumah saja berarti ya ibu rumah tangga. PR besar nih untuk mengenalkan profesi momblogger di desa.
Lantas, mengapa saya bangga menjadi momblogger padahal menjadi guru lebih βdianggapβ?
1. Mewujudkan Resolusi 2018

Potingan saya di blog Catatan Bunda
Pada akhir Desember 2018 saya pernah menulis Resolusiku 2018, Menjadi Mompreneur yang Visioner. Pada tulisan tersebut ada lima resolusi yang saya targetkan, apa saja? Boleh kok diintip, hehehe. Semua resolusi tersebut hanya bisa saya wujudkan dengan menjadi narablog.
Alhamdulillah semua terwujud meski tidak 100%. Resign dari guru dan menjadi narablog bukanlah pilihan yang mudah, banyak yang harus saya persiapkan. Harapannya sih setelah resign tidak ada lagi ganjalan yang membuat saya galau dan menghambat aktivitas saya sebagai momblogger.
2. Menginspirasi Anak untuk Menjadi Penulis
Setiap ibu pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, begitu juga saya yang ingin si sulung memiliki hobi yang positif. Saya sih nggak memaksa dia mengikuti jejak saya, tapi secara tak langsung kegiatan saya sebagai penulis juga menular padanya.
Si sulung sering melihat saya menulis di laptop dan penasaran. Tidak jarang dia juga membacanya, kebetulan hobinya memang membaca. Hobinya tersebut membuahkan hasil, dia akan memiliki pictbook pertamanya setelah mengikuti training menulis online saat liburan lalu.
3. Kuliner dan Travelling Gratis
Bisa kuliner dan travelling gratis? Wah, ini juga saya nggak nyangka banget lho. Melihat teman-teman narablog yang sering kuliner dan travelling gratis, saya cuma bisa mbatin, enak banget bisa sering kuliner dan travelling, pasti duit mereka banyak deh.
Setelah membaca kisah teman-teman narablog lainnya, ternyata mereka tuh bisa makan gratis karena harus menuliskan ulasannya di blog. Oalaahβ¦ mengingat keluguan saya tersebut, otomatis senyum-senyum deh. π
Beberapa kali saya dan komunitas narablog di kota saya diundang makan gratis di sebuah resto ternama untuk kemudian mengulasnya di blog, istilahnya job review. Selain makan gratis, biasanya saya juga dapat fee dan voucher untuk kemudian saya gunakan bersama suami dan anak-anak.
Tidak hanya itu, menjadi narablog juga beberapa kali membuat saya bisa masuk ke tempat rekreasi secara gratis, seperti ke Jatim Park 3 dan Malang Night Paradise.
4. Belajar Banyak Hal dari Kisah Hidup Narablog Lain
Pelan tapi pasti, dengan menjadi narablog saya bisa belajar berbagai hal secara gratis dan menyenangkan. Kayaknya nih otomatis terjadi pada hampir semua narablog deh. Menjadi narablog tidak hanya menulis dan share doang. Tapi juga wajib membaca tulisan di blog lain.
Syukur-syukur kalau bisa dekat dengan pemiliknya. Artinya, jika kita bisa belajar melalui penulisnya langsung maka banyak ilmu yang bisa kita dapatkan.
Melalui tulisan-tulisan dari blog lain, saya mendapatkan banyak sekali inspirasi. Banyak pesan yang bisa diambil sebagai bahan pembelajaran karena tulisan di blog tidak melulu berupa teori tapi juga pengalaman hidup.
5. Me Time yang Paling Menyenangkan
Ya, menulis adalah me time yang paling efektif bagi saya agar bisa sejenak melupakan penatnya menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT). Bukannya saya mengeluh, bukaan⦠Saya hanya jujur kepada diri sendiri jika menjadi IRT itu bukan berarti tidak memiliki beban. Hanya saja kadarnya tidak sama pada tiap ibu.
Saya harus bangun sebelum subuh setiap hari dan mengerjakan rutinitas yang itu-itu saja, memasak, membersihkan rumah, mencuci, dan mengurus anak. Nah, menjadi momblogger adalah sarana yang saya pilih untuk sejenak melupakan rutinitas saya sebagai IRT dan tetap waras tentunya.
Kalau sudah nulis itu rasanya beban berkurang deh, kalau nggak percaya teman-teman bisa mencobanya.
6. Narablog adalah Profesi Masa Depan
Itulah mengapa meskipun tinggal di desa, saya sangat bangga menjadi momblogger. Saya bisa selangkah lebih maju dari masyarakat lainnya yang tidak melek tekhnologi bahkan di era digital ini. Memang sudah selayaknya saya bangga karena narablog adalah profesi masa depan yang akan terus melaju dan berkembang sesuai perkembangan zaman.
Di era digital ini, banyak pekerjaan yang dibutuhkan dan salah satunya adalah narablog yang juga berhubungan dengan dunia digital. Jika saya tidak mampu mengikuti perkembangan zaman, kira-kira bisakah saya bertahan?
Nah, itu dia 6 alasan saya bangga menjadi momblogger. Kalau teman-teman adakah alasannya kenapa bisa tetap bertahan untuk menjadi narablog? Sharing yuk di kolom komentar.
12 Komentar. Leave new
Kereeeeen, tetep konsisten nulis. Semangat Mbake
Kereeeeen, tetep konsisten nulis. Semangat Mbake. Aku belum konsisten nulis. Hihihihi
weeewww.. Udahb2 tulisan aja.. Sepakat narablog adalah profesi masa depan
Sama Mbak, saya bertahan jadi narablog karena banyak sekali manfaat yang didapatkan mulai dari dapat temen baru, ilmu dan pastinta rejeki. Trus kalau tulisan kita dibaca dan bermanfaat bagi orang lain itu priceless.
“Me time paling menyenangkan” poin ini saya setuju banget, Mbak. Sebagai ibu yang rempong dengan aktivitas rumah tangga ada masanya kita jenuh dan butuh aktualisasi diri berbasis hobi. Nah ngebloglah jawabannya. Senang banget jadi semacam “pelarian” dari penatnya rutinitas.
wah iya sama dong saya juga memilih resign dan jadi penulis blog selain memang suami yang meminta saya gak kerja lagi biar totalitas saya bisa urus rumah urus anak2. Jadi menulis di blog itu menjaga saya biar gak edan sesaat
Menyalurkan hobi menulis. Keren semangatnya mbak Eni π
Narablog adalah profesi masa depan ! Yeay .. ! Hahaha.. saya gak pernah nyangka nulis Blog bisa se asyik ini. Dulu rasanya kalo nulis tuh selalu bingung kalimat pembukan gimana . Makin lama nulis, makin luwes harus membuka kalimatnya seperti apa.
Semoga semua harapan tercapai.
Asyiknya jadi narablog itu bisa terus upgrade ilmu tentang apa saja saat blogwalking.
Saya suka menulis. Saya suka anda menjadi seorang penulis. Lanjutkan.
Keren. You memang keren. Tidak mudah beralih profesi yang sudah pasti dan menjadi blogger.