Memilih Lebaran bersama Ibu atau Mama (mertua) – Menikah itu bukan hanya menyatukan saya dan suami, tapi juga menyatukan dua keluarga. Maka setelah menikah saya berusaha untuk bisa membaur dengan seluruh anggota keluarga suami. Bukan hanya adik dan kakak suami, tapi seluruh keluarga suami. Ya pakde, budhe, ponakan, sepupu. Kecuali mantan (meskipun dianggap keluarga) #ups untung mantannya udah tiada. heuheu.
Apalagi posisi saya saat ini yang masih tinggal di PMI alias Pondok Mertua Indah. Hehehe. Saya pun harus membaur dengan setiap keluarga yang datang ke rumah. Meskipun ada kalanya saya sedikit malu-malu (kucing) tetap saja saya harus belajar untuk menyatukan diri. Maksud saya harus bisa menjadi orang yang supel. Semoga bunda yang membaca nggak bingung ya, hihihi.
Baca juga: Ramadhan Bersama Anak Spesial
Bentar lagi lebaran, biasanya saya memilih lebaran dimana? Di rumah ibu (orang tua saya) atau mama (mertua)?
Pada colab blog saya bersama Bunda Yeni Sovia kali ini, kami ingin membahas tentang lebaran di rumah siapa? Ibu atau mertua? Kalau Bunda Yeni memilih lebaran di rumah mertua. Bunda Yeni lebih cenderung membahas pola asuh terhadap anak saat bersama mertua. Kalau saya, alhamdulillah orang tua nggak terlalu ikut campur dalam pola asuh anak saya.
Bunda Yeni punya tips bagus nih untuk para bunda yang memiliki pola asuh berbeda dengan mertua:
Ibu dan Mama Adalah Kedua Orang Tua Kami
Jika ditanya mau lebaran dimana? Jujur saya bingung jawabnya, karena rumah ibu dan mama ada dalam kota dan berjarak sekitar satu jam perjalanan. Kalau dulu pas masih single sih saya masih tanggung jawab orang tua. Lha sekarang kan udah punya suami, lebaran ngikut suami donk. Hehehe. Lagipula di rumah mama juga lagi sepi, karena dari kelima anak mama yang tinggal di luar kota, hanya dua yang mudik ke Wajak. Ditambah saya yang memang tinggal bersama mama.
Baca juga: Ibu, Pendidik Terbaik dan Inspiratif
Sebenarnya sih sedih ya karena pas lebaran hari pertama nggak bisa langsung sungkem sama ibu. Tapi nggak papa lah, insyaallah ibu lebih paham jika putrinya ini sudah menjadi tanggung jawab suami. Biasanya setelah sholat Ied saya dan keluarga kecil silaturahmi dulu ke saudara dekat rumah dan tetangga. Setelah itu barulah berangkat ke rumah ibu di Kota Malang. Itu pun nggak lama, paling cuma sehari saja dan balik lagi ke Wajak (kabupaten Malang).
Bagi saya, ibu dan mama adalah kedua orang tua kami. Nggak ada yang perlu dibeda-bedakan. Alhamdulillah ibu juga nggak terlalu mempermasalahkan hal ini. Mau lebaran dimanapun, it’s okey. Tapi tetap saja saya memiliki trik tersendiri agar tidak ada tekanan dari harapan pribadi maupun suami, atau keluarga kami masing-masing, ya kan?
Membuat Kesepakatan
Biasanya, saya dan suami membuat kesepakatan mau lebaran dimana. Sebenarnya tahun lalu saya sudah lebaran di Wajak karena semua anak mama mudik. Nah, seharusnya tahun ini saya lebaran dirumah ibu. Tapi sayangnya hanya dua adik ipar yang mudik, jadi agak sepi juga. Sedangnya di rumah ibu ada adik beserta anak dan istrinya, lebih ramai. Saya dan suami pun memutuskan lebaran di Wajak.
Jadi selalin membuat kesepakatan bersama suami, saya juga mempertimbangkan kondisi mama yang sudah menua dan lebih membutuhkan keberadaan anak-anaknya. Kalau di Malang sih masih ada adik-adik yang menemani.
Sebelumnya saya juga sudah menjelaskan kesepakatan ini kepada ibu. Bahkan saya sudah mengajak anak-anak berlibur di rumah ibu selama tiga hari sambil membantu ibu membuat kue lebaran, hehehe. Berharap ibu tahu jika saya juga ingin merayakan hari kemenganan bersama beliau.
Lebaran di Rumah Ibu atau Mama, Sama Saja Kok!
Iya, hampir tak ada perbedaan yang mencolok saat harus merayakan hari kemenangan dirumah ibu ataupun mertua. Sama saja kok, hanya saja di rumah mama selalu ada masakan yang disiapkan untuk menjamu keluarga yang datang. Jadi sedikit lebih sibuk oleh karena papa adalah anak sulung (anak tertua) sehingga paklik (om), buklik (tante), sepupu, dan ponakan biasanya datang ke rumah.
Lha ibu saya anak tunggal sedangkan bapak anak bungsu sehingga nggak terlalu banyak saudara yang datang, kecuali teman-teman orang tua dan adik saya.
Setelah sholat Ied saya juga tak lupa menelpon ibu untuk mengucapkan salam saya sekeluarga. Bukankah zaman udah modern, yang jauh bisa jadi lebih dekat.
Jadi, lebaran di rumah ibu atau mama (mertua) sama saja kok, mereka juga orang tua saya. Hanya saja, saya berusaha untuk menjaga agar hal ini tidak menimbulkan permasalahan serius sehingga merusak hubungan baikantara orang tua dan mertua. Kuncinya hanya satu, komunikasi yang baik.
Kalau Bunda, lebaran di mana tahun ini?
Selamat mudik ya Bunda. Selamat hari lebaran.
Kami sekeluarga mengucapkan:
11 Komentar. Leave new
Jujur ya bun kalau saya lebih suka liburan di rumah mama sendiri. Tapi, walau begitu tetep k rumah mertua. Kasian udah lama nggak liat cucu heheh dan saya juga nyaman liburan d mertua hnya saja tetal nyaman ama mama sendiri heheh
hehehe… iya betul bun
Pilih lebaran bareng suami hihihi
Enak mbak, mama dan ibu rumahnya deket. Kalau jauh itu yang kadang-kadang bikin nyesek
iya mbak wid, bersyukur sekali deh ya
Sama Kaya aku, Biasanya krn lebih dkt mertua jd lebaran pastiya dirumh mertua trus lebaran ke 2 mudik ke rumah ibu. Memang bner lebaran di mertua atau ibu Memang Sama saja, yg Beda Cara pandangnya ‘mungkin.. hehe. Btw, Kalo mau nulis collaboration gitu gmn ya mbak
kalau mau colab tinggal cari aja partner say, terus ngobrol deh mau nulis tentang apa. Biasanya kan ada kesamaan tema yang ingin ditulis. Hehehe
sepakat mba Eni, saya juga kangen lebaran ke rumah mertua huhu. Taqabbalallahu minna wa minkum ya mba.. mohon maaf lahir batin.
sama-sama mbak
Kami dulu gantian sih. Kalau tahun ini di mertua (*sama² di Bandung). Tahun depan ke orang tua di Jakarta. Tapi sekarang semuanya sudah enggak ada. Tinggal kenangan…
Udh 2 thn ini aku ga mudik sih kalo lebaran. Sejak anak kedua lahir, krn dia selalu aja mabok diajak pergi jauh mba. Tp sblm anak kedua lahir, aku dan suami udh sepakat kalo mudik pasti gantian. Thn ini di solo, thn depan harus medan. Begitu trus, supaya adil :). Ntr kalo anak bungsuku udah lbh kuat dan ga mabokan lg, kita mudik gantian lagi kyk sebelumnya 🙂
hai mbak nila, enak dong ya bisa ngerasain mudik