Bunda, pernahkah mengajak anak-anak belanja ke pasar tradisional? Ataukah Bunda merasa ribet karena harus menggandeng anak-anak saat berada di keramaian pasar?
Ya, namanya anak kecil kalo beli jajan di pasar sambil pegang-pegang barang dan keluyuran sendirian, kalau dibiarkan jalan sendiri (tanpa digandeng) di pasar bisa-bisa hilang ya, Bun. Namun, dibalik keriweuhan tersebut sebenarnya ada banyak manfaat mengajak anak ke pasar tradisional.
Saya masih ingat ketika kecil sering ikut ibu ke pasar tradisional, namanya โPasar Krusukโ. Hal lain yang saya ingat adalah waktu tempuh menuju pasar krusuk adalah 30 menit. Sepanjang perjalanan ibu mendengarkan celoteh saya tentang jajanan apa saja yang akan saya beli. Kenangan indah yang tak akan terlupakan.
Oleh karenanya saya sering juga mengajak anak-anak jalan-jalan ke pasar dan mendengarkan cuitan mereka. Berharap mereka juga merajut kenangan indah bersama bundanya. Kapan lagi coba? Daripada mereka bermain gadged di rumah, wkwkwkwk.
Duo Dzakiyyah, kedua anak saya senang sekali jika saya ajak ke pasar sambil jalan kaki daripada naik sepeda motor. Menempuh perjalanan setengah jam tidak terasa karena ditempuh dengan santai. Apalagi saat melewati sawah dan sungai lalu berebut memetik bunga di pinggir sungai, atau menjilat embun di atas daun bambu. Wah, seru sekali deh, Bun!
Ternyata, selain membuat anak senang berikut ini 7 manfaat mengajak anak ke pasar tradisional.
1. Mengenalkan Jajanan Pasar
Tahu sendiri kan kalau jajanan pasar sudah mulai terlupakan oleh anak zaman now. Nah, manfaat mengajak anak ke pasar bisa mengenalkan kepada mereka jika masih ada jajanan tradisional yang lebih enak dan tidak ber-MSG atau berpengawet. Misalnya gatot tiwul cenil, dan masih banyak lagi. Ini sih nama jajanan tradisional di Malang, mungkin di daerah Bunda beda lagi ya? Hehehe
Apa yang dimaksud dengan cenil?
Cenil adalah sejenis makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari beras ketan yang diaduk dengan kelapa parut dan gula merah, kemudian dibentuk menjadi bola kecil dan diberi taburan tepung kanji agar tidak lengket. Cenil biasanya berwarna-warni dan diberi pewarna alami seperti daun pandan atau daun suji untuk memberikan aroma dan rasa yang khas.
2. Melatih Anak Bersosialisasi
Mengajak anak ke pasar dapat juga melatih sosialisasi mereka loh, Bun. Saat di pasar mereka akan bertemu pedagang yang menyapa dan menawarkan dagangannya, lalu saya akan menawarkan apa yang ingin mereka beli. Bisa juga bertemu tetangga atau temannya anak-anak dan saling mengobrol.
3. Mengajarkan Anak Tawar Menawar
Biasanya saya mengajarkan tawar menawar melalui simulasi saat mereka bermain. Tapi enggak ada salahnya juga mengajarkan konsep jual beli secara nyata kepada anak-anak dengan mengajaknya ke pasar tradisional. Berbeda dengan belanja di pasar modern, di sini anak bisa belajar konsep jual beli dengan proses tawar menawar. Tak lupa saya memberikan contoh cara menawar barang dengan sopan. Secara langsung anak akan melihat proses jual beli barang ya, Bun.
4. Mengenalkan Aneka Buah, Sayur, dan Ikan
Ada banyak jenis buah dan sayuran di pasar tradisional yang bisa dikenalkan kepada anak-anak. Selain itu ada aneka ikan dan bahan makanan lainnya. Mengapa tidak kita minta anak-anak untuk memilih sendiri makanan apa yang akan mereka konsumsi di rumah nanti? Pasti seru dan menyenangkan apalagi jika anak-anak dilibatkan juga saat memasaknya. Pastinya anak yang sering ke pasar akan lebih tahu nama buah, sayur, dan ikan ya, Bunda.
5. Melatih Anak untuk Bersyukur
Saat ke pasar tradisional anak-anak akan menjumpai banyak pedagang yang bekerja keras mencari uang. Dari situ kita bisa mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu bersyukur. Apalagi jika melihat anak-anak pedagang yang masih usia sekolah dan bersedia membantu orang tuanya di pasar. Kita bisa mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu bersyukur dengan keadaan yang diterimanya saat ini.
6. Melatih Percaya Diri
Tidak semua anak memiliki keberanian jadi mengajaknya ke pasar tradisional dapat melatih rasa percaya dirinya. Melatih anak-anak bertemu orang-orang di pasar dapat melatih kepercayaan diri mereka.
7. Mengajarkan Kesederhanaan
Berbeda dengan pasar modern atau mall dengan bangunan megah dan bersih, di pasar tradisional kadang becek dan bau. Memang sih di beberapa kota sudah ada pasar tradisional yang bersih tapi di Wajak, Kabupaten Malang, tempat tinggal saya masih belum tertata. Tidak semua orang bisa berbelanja ke mall karena perbedaan harga dengan pasar tradisional dan hal ini bisa mengajarkan kesederhanaan pada anak.
***
Nah, itu dia 7 manfaat mengajak anak-anak ke pasar tradisional ya, Bunda. Jika dipikir-pikir ternyata pasar tradisional bisa menjadi semacam wisata edukasi ya. Banyak pelajaran yang bisa disampaikan kepada anak-anak. Namun begitu, perhatikan juga hal-hal berikut saat mengajak anak ke pasar tradisional ya.
Bawalah minuman dari rumah untuk berjaga-jaga jika anak-anak kehausan. Apalagi jika perjalanan ditempuh sambil jalan kaki. Daripada membeli minuman kemasan bukankah lebih sehat jika membawa sendiri dari rumah? Apalagi jika pakai botol eco, sekalian mengajarkan kelestarian lingkungan, hehehe
Pastikan kondisi anak sedang fit dan tidak sedang sakit
Pastikan untuk selalu menggandeng tangan anak apalagi jika pasar tradisionalnya agak besar dan kondisinya ramai. Kalau di daerah saya sih pasarnya kecil jadi anak enggak mungkin hilang, hehehe.
Usahakan sudah mencatat dari rumah barang apa saja yang akan dibeli di pasar agar tidak memakan waktu cukup lama. Bisa-bisa anak kelelahan dan trauma enggak mau diajak ke pasar lagi, wkwkw
3 Komentar. Leave new
Waah.. Jadi inget dulu juga sering diajak ibu ke pasar sambil jalan kaki.. Seru ya.. Padahal jalannya juga jauh, tapi seneng.. Ternyata banyaj manfaatnya ya, bund. Terima kasih sudah berbagi.
Dulu waktu kecil, saya sering banget diajak ibu ke pasar. Seneng banget karena bisa minta banyak jajan hihi..
Wah, baca ini jadi pengin makan jajanan desa lagi. Saya termasuk penyuka tiwul.