Beda Pendapat dengan Anak – Orang tua mana sih yang tidak pernah mengalami beda pendapat dengan anak? Tapi, setiap orang tua pasti beda-beda donk cara menanggapi pendapat anak. Ada yang mendengarkan pendapat anak dengan seksama tapi ada juga yang enggan sama sekali. Lebih memilih memaksakan pendapat orang tua kepada anak. Hayo, ngaku! Siapa yang sering menempuh cara terakhir?
Cuuung! *Saya ngacung tinggi
Jujur aja saya pun pernah memaksakan pendapat kepada anak saya. Terlebih anak pertama karena dia bagaikan alat eksperimen saya. Sebagai anak yang dibesarkan oleh orang tua yang belum mengenal parenting, saya tumbuh menjadi orang tua yang egois. Suka memaksakan pendapat kepada anak, kurang bisa menjadi pendengar yang baik, dan berbagai keegoisan yang lain. Mirip dengan cara orang tua membesarkan saya.
Apalagi sekarang banjir informasi yang mengiringi pesatnya teknologi. Pastinya anak-anak akan semakin sulit dimengerti sehingga sering beda pendapat dengan Ayah-Bunda. Terus, gimana donk caranya mengatasi perbedaan pendapat dengan anak sehingga tidak timbul konflik yang mendalam?
Beda Pendapat dengan Anak? Bagaimana Solusinya?
Nah, senang sekali setiap kali bisa belajar bareng, main bareng, dan bermuhasabah bareng para bunda di sekolah parenting. Kami punya tujuan yang sama yaitu memperbaiki pola asuh untuk menciptakan generasi yang lebih baik.
Bincang parenting kali ini membahas tentang perbedaan pendapat dengan anak. Bertempat di Toga Mas Dieng-Malang (13/10) kegiatan berlangsung seru dan menarik. Acara yang diselenggarakan oleh alumni Sekolah Parenting Harum angkatan 2018-2019 ini dihadiri oleh para bunda dari Sanggar Harum dan beberapa bunda dari sekitar Kota Malang.
Biasanya, apa sih pemicu utama perselisihan Ayah-Bunda dengan anak?
Tentu saja karena perbedaan pendapat. Setuju ya Ayah-Bunda? Coba kalau anak-anak menurut saja dan meng”iya”kan setiap pendapat orang tua, pastinya tidak akan ada perselisihan. Itu sih enggak seru? Wkwkwk
Beneran deh, membayangkan anak-anak yang sangat penurut dan tidak pernah mengutarakan pendapatnya ituuu… Enggak asik banget.
Biasanya anak berbeda pendapat dalam pilihan gaya hidup, jurusan sekolah, bahkan pernikahan. Bukan hanya itu sih, kadang orang tua dan anak juga berbeda dalam hal persepsi, sudut pandang, bahkan pemahaman.
Menurut Bu Abyz sih hal tersebut sangat wajar. Meskipun anak-anak dekat dengan orang tua, tetap saja mereka bisa punya pendapat yang berbeda. Hal ini karena anak-anak bisa saja terpengaruh dari lingkungan luar sehingga mempengaruhi pola berpikirnya. Itulah mengapa anak-anak bisa membuat keputusan yang berbeda.
Oleh karenanya perbedaan pendapat dengan anak perlu disikapi dengan tepat. Mengapa? Untuk menghindari konflik yang lebih besar antara anak dan orang tua.
Lalu, bagaimana cara menyikapi perbedaan pendapat dengan anak secara tepat? Dengan komunikasi efektif ya Ayah-Bunda. Gunakan komunikasi yang sesuai dengan usia anak. Misalnya nih, untuk bicara dengan anak fase kedua Ayah-Bunda bisa menggunakan kata yang sopan namun tegas.
Bagaimana jika anak-anak tetap tidak mau mendengarkan?
Maka, coba Ayah-Bunda juga menjadi pendengar yang baik baginya. Insyaallah mereka juga akan mendengarkan pendapat kita.
Agar Beda Pendapat Tidak Menjadi Konflik Besar
Konflik tidak dapat dihindari saat orang tua beda pendapat dengan anak. Wajar saja sih ya. Tapi, jika beda pendapat dengan anak tidak disikapi dengan tepat maka bisa timbul konflik yang lebih serius.
Oleh karenanya Ayah-Bunda perlu tahu ya faktor-faktor yang biasanya menyebabkan konflik.
Terkadang, konflik muncul karena orang tua menjadi aturan dalam keluarga, orang tua merasa selalu benar, dan orang tua beranggapan untuk kebaikan anak. Betul apa betul?
Tapi, saat anak-anak menolak aturan tadi orang tua merasa kehilangan wibawanya. Lalu muncullah anggapan bahwa anak tidak patuh dan maunya menang sendiri. Padahal kalau Ayah-Bunda perhatikan, hampir semua anak punya pemikiran ingin selalu bebas. Terutama anak remaja nih yang seringkali memiliki keinginan yang bertentangan dengan orang tua. Bukankah begitu, Ayah Bunda?
Setelah mengikuti bincang parenting tersebut saya pun sadar harus terus belajar. Terutama belajar menjadi pendengar yang baik untuk anak-anak. Saya ingin anak-anak juga bisa mendengarkan pendapat orang tuanya. Saya enggak mau seenaknya aja memaksakan pendapat kepada anak-anak. Bagaimanapun, mereka adalah cerminan diri saya sebagai orang tua.
“Parents can only give good advice or put them on the right paths, but the final forming of a person’s character lies in their own hands.” –Anne Frank
10 Komentar. Leave new
Anakku masih 6 tahun. Beda pendapatnya paling masih seputar memilih mainan. Kaya waktu itu mau nular tiket di Kidcity, padahal bisa dpt mug atau tas cantik, tapi anakku masih melihat dari segi kuantitas. Padahal mainan itu banyak di abang2, huhuuu
Aku belum bisa ngebayangin nih beda pendapat sama anak kalau anak dah gede kaya gimana hehe, tapi menjadi pendengar yang baik emang salah satu tips paling ampuh biar bisa mengerti juga pilihan anak ya
Waaa ini aku banget sama Najwa. Entah mengapa sekarang ini jadi semakin sering beda pendapat. Tadinya aku mikir karena Najwa lagi di masa middle age yang notabene lebih ngeyel. Tapi mungkin juga karena aku kurang mendengarkan ya. Belajar lagi deh.
Perbedaan pendapat ini akan lebih terasa ketika anak-anak sudah beranjak dewasa ya Mbak. Saya mulai merasakan hal itu. Tetapi alhamdulillah masih bisa kami atasi bersama. Bagus sekali acara bincang parenting ini ya. Jadi menambah ilmu dan wawasan kita tentang mendidik anak.
Saya sering berbeda pendapat dengan anak-anak. Kadang saya memaksakan pendapat saya sih kalau saya merasa benar tapi disertai alasannya dan apa plus minusnya. Keputusannya tetap ada di mereka sih asal bisa dipertanggungjawabkan.
Iya nih penting banget menjadi pendengar yang baik untuk anak, dengan begitua anak juga akan menjadi pendengar yang baik.
iya mbak
Huhu…kayaknya kami termasuk ortu yg engga terima sanggahan. Hiks…Sama kayak ortuku dulu. Anak² terima manut aja. Ilmu parenting semakin baik, semoga keluarga² muda bisa membimbing putra-putrinya dng lebih baik.
amiin, ilmu parenting semakin berkembang ya bunda
Termasuk juga salah satu cara untuk bersabar menghadapi tingkah laku si buah hati adalah dengan memahami bahwa anak kecil belum mengerti apa yang dilakukannya. Pentingnya peran kita sebagai orang tua adalah bisa untuk memberikan bimbingan agar anak paham mana yang baik dan mana yang buruk. Insha allah moral anak tetap terjaga sampai nanti dia dewasa.