Anak saya sudah lima bulan kok belum bisa tengkurap?
Anak saya sudah delapan bulan kok belum bisa duduk sendiri?
Anak saya sudah dua tahun kok belum bisa pegang sendok?
Kenapa anak saya aktif sekali?
Adakah Bunda yang pernah punya pikiran seperti itu kala memiliki bayi dan balita? Saya pernah, terutama saat pertama kali punya anak dan belum tahu ilmu parenting. Apalagi saya tinggal bersama ibu mertua yang sangat perhatian pada tumbuh kembang cucunya.
Memang ya, tumbuh kembang anak itu tidak sama pada setiap anak. Kalau kata Bu Bidan sih asalkan sudah sesuai dengan fase tumbuh kembang anak seperti pada gambar berikut ini ya normal.
Tapi banyak orang tua yang seringkali menyamakan anaknya dengan anak lain, huhuhu. Padahal kan banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Terpenting adalah mendidik dan mengasuh anak dengan hati.
Pertumbuhan menyangkut perubahan anak yang bersifat kuantitatif atau bisa diukur, misalnya berat badan dan tinggi badan. Perkembangan adalah perubahan pada anak yang lebih bersifat kuantitatif dan kualitatif, misalnya bertambahnya skill anak atau struktur dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks.
3 in 1 Otak
Saat menghadiri sekolah parenting, Bunda Abyz Wigati menjelaskan fungsi 3 in 1 otak lebih dulu sebelum mengenal fase-fase tumbuh kembang anak. Menurut beliau, otak memiliki tiga bagian penting yaitu batang otak, system limbik, dan kortek.
Batang Otak (Survival)
Batang otak adalah bagian otak yang berada di tengkorak atau rongga kepala bagian dasar. Bagian otak in juga terdapat pada makhluk yang lebih rendah seperti kadal, buaya, dan burung. Oleh karenanya batang otak biasa disebut dengan otak reptile.
Pada bagian ini akan mengatur pernafasan, detak jantung, dan insting-insting melawan atau lari (fight or flight). Maka jika seseorang terancam, batang otak akan memberikan respon untuk merasa terancam, tertekan, atau takut. Oleh karenanya jika anak berada dalam otak ini maka ia tidak dapat belajar.
Sistem Limbik (Emosi)
Sistem limbik biasanya disebut sebagai otak mamalia oleh karena bagian otak ini sama dengan yang dimiliki oleh mamalia lain. Sistem limbik berfungsi mengendalikan emosi dan menjadi pusat rasa senang. Jika berada pada area ini anak-anak akan mudah belajar, mengapa? Karena dorongan emosi bekerja lebih baik.
Bagian otak ini juga mengontrol rasa senang, kerja sama, dan permainan-permainan yang dapat melibatkan emosi positif untuk mendukung proses belajar.
Kortek (Logika)
Bagian otak bernama kortek disebut juga otak logika karena sebagian besar proses informasi sensorik dari panca indera terjadi di bagian ini. Makanya ada yang menyebut kortek sebagai tempat kerja atau topi berpikir.Jika sistim limbik menerima informasi yang menyenangkan, kortek akan melakukan bertanggung jawab untuk berpikir, memahami, atau melakukan Analisa dan penalaran. Lalu apa hubungannya otak dan tumbuh kembang anak?
Tentu saja berhubungan karena pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Setelah anak lahir, sel syaraf dan cabang-cabangnya pada otak akan berkembang sesuai stimultan yang diterima. Oleh karenanya sejak dini anak perlu mendapatkan rangsangan pertumbuhan otak dari lingkungan sehingga otaknya dapat berkembang.
Oiya, Bunda bisa lho mengajak anak ke agrowisata untuk menstimulasi otaknya.
Stimulasi inilah yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Stimulasi dapat dilakukan secara sederhana dan mudah sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan fase-fasenya.
Fase Tumbuh Kembang Bayi
Fase tumbuh kembang bayi biasanya dibagi menjadi beberapa periode utama, yaitu:
Periode Neonatal (0-4 minggu)
Pada periode ini, bayi baru lahir masih sangat tergantung pada orang dewasa untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti makan, tidur, dan kebersihan. Bayi masih memiliki refleks dasar seperti refleks menghisap saat menyusu, dan kemampuan motoriknya masih sangat terbatas.
Periode Bayi (1-12 bulan)
Pada periode ini, bayi mulai mengembangkan kemampuan motoriknya seperti mengangkat kepala saat tengkurap, merangkak, duduk sendiri, berdiri, dan berjalan. Bayi juga mulai berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, mulai dari senyum dan tawa, hingga mengeluarkan suara dan kata-kata.
Periode Balita (1-3 tahun)
Pada periode ini, bayi mulai mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dengan lebih aktif dan semakin mandiri. Kemampuan bahasa bayi semakin berkembang dan mereka mulai dapat berbicara menggunakan kata-kata sederhana. Bayi juga mulai menunjukkan emosi dan sosialisasi dengan orang lain.
Periode Prasekolah (3-6 tahun)
Pada periode ini, kemampuan motorik bayi semakin terasah dan mereka semakin terampil dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain. Bayi mulai mengembangkan keterampilan kognitif seperti mengenali angka, huruf, dan warna, serta kemampuan membaca dan menulis.
Periode Sekolah (6-12 tahun)
Pada periode ini, bayi mulai belajar secara formal di sekolah dan mengembangkan kemampuan akademik dan sosial-emosional mereka. Mereka juga semakin mandiri dan mulai mengeksplorasi minat dan bakat yang mereka miliki.
Perkembangan setiap bayi tentunya berbeda, namun tahapan-tahapan ini dapat memberikan gambaran umum tentang perkembangan bayi pada setiap periode. Penting untuk memberikan dukungan dan stimulasi yang tepat untuk membantu bayi dalam proses perkembangan mereka.
Nah, agar tumbuh kembang anak juga maksimal, orang tua harus mengetahui juga fase tumbuh kembang anak.
Fase Tumbuh Kembang Anak
Proses perkembangan anak-anak dapat dibedakan melalui perkembangan kognitif, emosional, dan sosialnya. Perkembangan kognitif lebih mengacu pada kemampuan anak untuk memahami sesuatu, perkembangan emosional adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian diri tentang keadaan mental dan fisik, dan perkembangan sosial adalah perolehan perilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial.
Secara normal anak-anak akan memiliki fase tumbuh kembang sebagai berikut.
Faseย Pertama
Fase pertama diebut juga sebagai fase anak-anak awal hingga akhir yaitu usia 0 sampai 7 tahun. Pada usia ini biasanya juga disebut golden age.
Secara kognitif, anak dengan fase pertama akan cepat belajar tapi masih sulit memahami. Hal ini karena anak-anak belum mampu mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan orang lain. Pada tahapan ini anak-anak juga kurang memadai secara logika karena dominan menggunakan otak kanan.
Secara emosional, anak-anak akan lebih cepat marah dan sedih. Hal ini dikarenakan emosinya belum stabil sehingga keinginannya ingin dituruti. Jadi kalau pada usia ini ada kakak cemburu pada adik, adalah hal wajar ya.
Secara sosial anak pada fase ini masih suka berinteraksi dengan orang yang sudah dikenalnya saja dan belum berani mendekati orang asing. Jadi jangan kaget ya, Bunda, jika anak-anak yang berusia dua tahun tidak berani menyapa orang yang tidak dikenal. Hal ini karena secara sosial mereka belum siap.
Fase Kedua
Fase kedua disebut dengan fase anak-anak akhir hingga jelang remaja. Rentang usia pada fase kedua adalah 7 sampai 14 tahun. Sebenarnya fase kedua bisa ditandai dengan tanggal gigi pertama meski hingga baligh (mimpi basah untuk anak laki-laki dan menstruasi untuk anak perempuan).
Jadi, Bunda, jika sebelum anak-anak berusia tujuh tahun tapi sudah mengalami tanggal gigi pertama maka dia sudah masuk fase kedua. Begitu juga dengan anak-anak yang belum berumur 14 tahun tapi sudah mimpi basah atau menstruasi berarti dia dikatakan sudah baligh.
Secara kognitif, pada fase ini anak akan memiliki kemampuan mengelompokkan, menyusun, dan perhitungan angka sehingga anak juga sudah mampu menganalisa sebab akibat. Pada akhir fase kedua ini akan kemampuan anak untuk memecahkan masalah sederhana akan berkembang hingga awal masa remaja. Mereka akan mampu belajar dari pengalaman karena penggunaan otak kiri cenderung berkembang.
Secara emosional anak akan menyadari tentang benar salah sehingga hidupnya menuju tertata. Anak-anak akan mulai belajar mengalah dan mengendalikan diri sehingga mengembangkan pemikiran mereka berdasarkan kebaikan dan keadilan.
Secara sosial ayah bunda harus memberikan perhatian lebih nih kepada anak pada fase kedua karena mereka sudah mulai tertarik dengan lawan jenis dan suka berkelompok. Alih-alih melarang membatasi mereka untuk berteman dengan berbagai macam karakter, ayah-bunda bisa membiarkannya berteman dengan siapapun namun dalam pengawasan.
Fase Ketiga
Fase ketiga adalah tahapan remaja hingga dewasa yaitu saat anak-anak berusia kurang lebih 14 hingga 18 tahun. Atau biasanya terjadi pada masa baligh hingga akil baligh/dewasa.Kebetulan saya punya adik pada fase ketiga, kelas satu SMK.
Secara kognitif dia memiliki minat yang tinggi untuk belajar dan berkarya. Di SMK dia mengambil jurusan Fashion Desain karena memang dia tertarik sekali dengan fashion. Saya mengenalnya sebagai gadis yang cerewet banget soal penampilan dan pakaian. Alhamdulillah cocok sekali dengan jurusan yang dia kerjakan sekarang.
Daya juangnya juga tinggi untuk mewujudkan cita-cita, terbukti dia sangat serius mempelajari fashion desain dan awalnya dia enggak bisa gambar jadi cekatan menggambar pola baju. Katanya dia pengin punya usaha fashion yang dia kerjakan sendiri mulai mendesain hingga menjahitnya. Amin.
Pada fase ini anak remaja cenderung memiliki emosi yang bergejolak dan sensitive. Makanya anak-anak remaja tuh mudah sekali marah bahkan berkelahi dengan teman sebaya oleh karena emosinya masih labil. Menghadapi anak pada fase kedua harus ekstra hati-hati.
Oleh karena secara sosial anak pada masa ini lebih percaya dan dekat dengan teman sebaya, orang tua pun kalau bisa harus bisa menjadi teman bagi anak-anak mereka. Saya sendiri berusaha menjadi teman sebaya adik saya yang baru saja ultah ke 17 tahun ini. Saya berusaha menyukai apa yang dia sukai, termasuk nongkrong di kafe yang instagramable. Hehehe.
Jadi penting sekali ya Bunda untuk memahami tumbuh kembang anak sehingga orang tua bisa memperlakukan anak-anak sesuai fasenya. Materi selanjutnya dari sekolah parenting adalah komunikasi efektif. Tungguin ya ^_^
17 Komentar. Leave new
Anak sulung saya sekarang berusia 14 tahun. Dia sangat concern terhadap skin care dan kosmetik. Saya harus byk berkompromi dengannya dalam penggunaan dua hal itu. Yang bungsu usianya 2,4 thn. Mulai masuk masa tantrum. Luar biasa rasanya menjadi ibu ๐
Hai mbak,
Begitulah ya kalau anak sudah remaja, saya masih menunggu masa-masa itu
membaserakan anak itu gak semudah yang dikira.Sekarang ananda di rumah tahun ini tamat SMA tapi selalu saja adahal baru yang saya pelajari dalam fase hidupnya.thanks for share.
Anakku masih di tahap pertama. Betul sekali emosinya kadang ya gitu mudah marah, sedih, juga gembira. Kalau ditanya kenapa, bilangnya tiba2 inget ini, inget itu. Jadi kesempatan juga sih buat ngomong heart to heart sama si anak.
Penting banget mbak jangan sampai kita terkaget-kaget di saat mereka dewasa. Apalagi kalau melihat KMS dari posyandu ada panduan, mau baca dan belajar seperti ulasan begini inilah peran parenting
Menjadi bunda, seribu rasa, mesti belajar juga secara terus-meneeus untuk lebih mengenal anak…
Anak sulungku dalam masa remaja nih mbak…jadi ya gitu deh, berseberangan melulu maunya dengankuu.
Memang jadi ortu mesti terus belajar dan berusaha menyesuaikan pola pengasuhan sesuai masa tumbuh kembang
Ternyata anakยฒ rentangnya panjang, sampai 18 thn. Selama ini kita mindsetnya cuma memperhatikan tumbuh kembang selama balita saja.
Makasih sharingnya Mbak…
Anakku yang kecil masih di fase pertama mba, sedang kakaknya udah masuk ke fase ketiga . Jadi PR emaknya untuk pilah dan pilih treatment yang sesuai untuk mereka berdua hehe. Makasih ya infonya mencerahkan.
Kalo ketahanan fisik anak pertamaku lebih lemah dibanfing adiknya. Mungkkn karena waktu bayi,aku gagal ngasih ASI. Udah gitu, maknnya juga milih-milih. Beda banget dengan adiknya yang pemakan segala dan fisiknya kuat.
Ketiga anak saya, ada di fase ke 2 dan 3, semoga sebagai ibu bisa mendampingi mereka setiap tahap perkembangan mereka
Anakku alhamdulillah sudah memasuki fase ketiga. Memang kudu sabar dan tepat dlm menghadapi anak di fase ini. Adakalanya jd sahabat, mama dan guru. Yah begitulah tinggal bagaimn kita membersamai mereka. Thx ya mb artikelnya keren
Menjadi seorang ibu memang berjuta rasanya, apalagi jika anaknya banyak. Tentu saja, setiap anak memiliki keistimewaannya masing-masing, seperti saya yang semua fase di atas sedang dijalani anak-anakku.
Saya sering membayangkan anak-anak di masa remaja, kadang ada rasa was was bunda dengan pergaulannya… semoga saya dan suami bisa membimbing mereka dg sholehah, makasi bunda eni untuk sharingnya, menjadi pengingat yang baik:)
Saya lagi cari referensi parenting remaja nih, mbak. Karena sulung saya mulai masuk masa baligh, 14 tahun. Pengasuhannya berbeda juga kan dengan pengasuhan fase anak sebelumnya… Kadang pusing ngadepinnya, kayak main layang layang gitu deh
Sulung saya mulai masuk masa baligh, 14 tahun. Pengasuhannya berbeda juga kan dengan pengasuhan fase anak sebelumnya… Kadang pusing ngadepinnya, kayak main layang layang gitu deh
Terimakasih infonya, semoga sukses terus..