Liburan ke Jogja atau Yogyakarta adalah keinginan saya dan keluarga sejak dua tahun yang lalu. Kami juga sudah menabung agar bisa berangkat dan traveling ke Jogja. Tapi takdir berkata lain karena ada hal yang lebih penting sehingga harus menunda keberangkatan. Kebetulan saya harus menemani mama yang sakit stroke dan tidak tega meninggalkannya.
Tapi alhamdulillah tahun ini saya bisa menuliskan pengalaman liburan ke Jogja. Kondisi mama sedang sehat dan ada asisten rumah tangga yang bisa membantu merawat mama. Tentu saja ada bapak yang menemani mama juga dan adik-adik ipar yang sesekali datang menengok mama.
Sebelum berangkat liburan ke Jogja kami sudah menentukan akan naik kereta api. Hanya transportasi ini yang paling nyaman untuk kami, baik dari segi isi kantong kami dan kesehatan karena nggak bikin mabuk.
Selama Liburan di Jogja Kami Kemana Saja?
Kami juga membuat daftar tujuan wisata yang ingin dikunjungi selama 8 hari di Jogja nanti. Kalau menginap kami tidak ke hotel tapi di rumah adik ipar saya yang kebetulan ikut suaminya di Jogja.
Tempat wisata yang ingin kami kunjungi selama ada di Jogja adalah Taman Pintar, Pantai Parangtritis, Candi Prambanan, Grand Puri Waterpark, dan beberapa wisata kuliner yang direkomendasikan adik ipar saya.
Berikut adalah pengalaman liburan ke Jogja selama 8 hari yang akan saya tulis per harinya ngapain aja ya, hehehe.
Hari Pertama Liburan di Jogja, Lelah Tapi Hepi
Rabu, 1 Juni 2022 saya, suami, dan kedua anak saya berangkat dari Kota Malang dan ebih tepatnya dari Stasiun Kota Baru. Kali ini adalah pengalaman pertama naik Kereta Api Kertanegara dari Stasiun Kota Baru sebelah Utara. Kereta berangkat pukul 8.20 WIB (tepat waktu sekali) dan tiba di Jogja pukul 14.42 (tepat waktu juga).
Padahal cuma duduk aja ya tapi rasanya capek banget. Namun begitu, kami hepi sekali saat tiba di stasiun Jogja meskipun udara panas menyapa kami. Masyaallah panasnya, keringat tidak berhenti mengucur deh pokoknya.
Setibanya di Stasiun Tugu Jogja ada Om Isur (suami adik ipar saya) yang menjemput. Ternyata pintu keluarnya berbeda dengan yang dulu, saat kami mengunjungi Jogja tahun 2019. Kami sempat salah mengira kalau pintu masuk adalah pintu keluar sehingga dihalau oleh petugas di stasiun, hihihi.
Ternyata Om Isur sudah menunggu di pintu keluar bersama dua ponakan saya yaitu Marinka (4y) dan Laura (5y). Mereka tersenyum senang melihat kedatangan kami. Kalau pas lebaran kemarin Marinka dan Laura menginap di Malang sekarang kami yang menginap di rumah mereka.
Setiba di rumah Om Isur, ada Tante Yayuk (adik ipar saya) yang menyambut kedatangan kami bersama Oren (putri bungsunya, 8m). Oiya, om dan tante adalah sebutan anak-anak kepada adik ipar saya dan suaminya. Hehehe.
Saya bersyukur punya saudara yang mau menampung kami selama berlibur di Jogja. Hari pertama kami di rumah saja bercengkerama melepas rindu dan menyusun rencana untuk 6 hari kedepan. Marinka dan Laura sangat senang dengan kedatangan kami, “banyak teman-teman” katanya.
Hari Kedua Liburan di Jogja, Mengunjungi Taman Pintar
Kamis, 2 Juni 2022 kami mengunjungi Taman Pintar Yogyakarta biar makin pintar gitu, hahaha. Kami baru bisa berangkat jam sebelas siang karena masih harus menunggu Laura pulang dari sekolah TK.
Tiba di Taman Pintar saat adzan duhur berkumandang, kami pun langsung sholat karena kebetulan masjidnya ada di dekat pintu masuk. Setelahnya, baru deh kami masuk ke wahana wisata yang terletak di pusat Jogja ini. Lebih tepatnya ada di Jl. Panembahan Senopati no. 1-3, Yogyakarta.
Ini juga pengalaman pertama ke Taman Pintar, jadi kami masih kurang terlalu paham dengan jenis wahana yang ada di tempat ini. Rasanya kok kami salah pilih gitu, penginnya masuk ke Studio 3D nonton petualangan Dino tapi malah masuk ke planetarium, hehehe.
Kesan pertama saat masuk ke Gedung Oval Taman Pintar adalah mirip Jatim Park 1 yang banyak pertunjukan sains. Ada beberapa percobaan juga, pas banget kalau anak usia sekolah yang main ke Taman Pintar. Kebetulan emang saat kami ke tempat ini ada banyak siswa SMA yang datang, berjubel, huft.
Jadi di Taman Pintar ini kami masuk ke Planetarium dan Gedung Oval.Β Tiket masuk ke Planetarium, Rp.22000 per orang sedangkan tiket masuk ke Gedung Oval yaitu Rp.20.000 untuk dewasa dan Rp.12.000 untuk anak-anak usia 3-10 tahun.
Keluar dari Taman Pintar Om Isur mengajak kami jalan-jalan ke Progo, pusat perbelanjaan yang di lantai 1 ada banyak penjual makanan. Saya memilih ketoprak dan yang lain mi ayam, oiya Om Isur beli lupis juga, Aira beli es krim, Marinka dan Laura mencoba bubur sum-sum.
Setelah kenyang kami pulang dengan berjalan kembali ke tempat parkir di dekat Taman Pintar. Etapi, Om Isur yang jalan mengambil mobil dan kami menunggu di depan Pasar Beringharjo.
Hari Ketiga, Kuliner Pedas ke Mangut Mbah Marto
Berhubung hari ketiga kami di Jogja adalah Jumat, kami gak berencana ke tempat wisata. Tapi kulineran aja yang dekat rumah adik. Eh, kok pas banget ada Mangut Lele Mbah Marto yang terkenal itu.
Bersyukur banget rumah adik ipar saya kok dekat dengan kampus ISI (Institut Seni Indonesia) dan suaminya punya studio lukis juga di belakang kampus. Seperti lingkungan kampus lain tentunya banyak warung makan bisa jadi tujuan kulineran dong, bahagia banget, hahahaha.
Salah satunya ya Mangut Lele Mbah Marto yang katanya wajib dicoba kalau lagi di Jogja. Sebagai penggemar pedas dan ikan lele, saya pun nggak mau menyia-nyiakan waktu ke Jogja kali ini. Apalagi kali ini kami ditraktir oleh Om Isur, hehehe. Semoga berkah selalu rejeki Om Isur ya, aamiin.
Cerita lengkap nanti saya tulis di postingan terpisah ya. Ternyata warung Mbah Marto nggak cuma di tempat yang saya kunjungi ini, kalau nggak salah ada tiga.
Hari Keempat, Meet Up dengan Blogger Jogja
Hari keempat di Jogja kami nggak ada rencana pergi kemana-mana. Rencananya sih mau renang di Grand Puri Waterpark yang berada di Gabusan, kata adik saya tuh tempatnya luas dan murah. Sayang sekali Marinka batuk, sepertinya kecapekan dan kebanyakan es krim deh, hehehe. Maklum, cuaca sedang panas di Jogja.
Akhirnya nggak jadi deh renang di Gabusan. Selain itu hari Minggu kami berencana ke Candi Prambanan jadi ya renangnya ditunda dulu saja.
Jadi, saya putuskan untuk janjian bertemu dengan blogger Jogja yaitu Mbak Bety (pemilik blog https://www.betykristianto.com/). Sebenarnya ada beberapa blogger Jogja yang saya kenal juga tapi tempat mereka agak jauh jadi saya sungkan mau ngajak ketemuan.
Kebetulan ada mbak Bety dan mbak Rian (pemilik IG @atanasia_rian) yang di Bantul. Alhamdulillah bisa bertemu mereka berdua. Saya ketemuan dengan mbak Bety di Toko Baju Grosir sedangkan dengan mbak Rian di rumah aja.
Hari Kelima, Ke Candi Prambanan yang Penuh Drama
Hari kelima yaitu hari Minggu kami mengunjungi Candi Prambanan. Berangkat sekitar jam 9 pagi, sampai di Prambanan sekitar jam 10.30 an gitu.
Senang sekali akhirnya bisa ke Candi Prambanan, tempat wisata yang sejak dulu ingin saya kunjungi. Aslinya pengin ke Borobudur tapi kejauhan dan nanti keluarga Om Isur nggak mau ikut.
Pas beli tiket kami bingung, mau yang 1 paket dengan makan di resto atau yang tiket masuk saja? Akhirnya kami putuskan untuk anak-anak beli yang 1 paket dengan makanan, sedangkan untuk orang dewasa tiket masuk aja.
Masyaallah, ternyata rencana kami beli dua macam tiket tuh nggak salah loh karena porsi makannya besar. Anak-anak sampai gak habis dan bisa jadi jatah kami, hahaha.
Cerita lengkap tentang mengelilingi tempat wisata candi ini saya ulas di postingan terpisah juga ya. Kalau saya ceritakan semua panjang karena ada banyak drama, mulai dari kehujanan saat ada di atas, ban kempes saat pulang, dan sepatu si sulung yang menganga, hahaha. Seru deh pokoknya.
Hari Senin (6/6) kami di rumah saja karena kebetulan sedang hujan dan anak-anak capek setelah dari Candi Prambanan. Rencananya hari Selasa (7/6) kami akan jalan-jalan ke Pantai Parangtritis jadi ya hari keenam ini kami gunakan untuk istirahat di rumah saja.
Hari Ketujuh, Jalan-jalan ke Pantai Parangtritis
Jalan-jalan ke Pantai Parangtritis (biasanya disingkat Paris) adalah tujuan utama juga selain Candi Prambanan saat saya ada di Jogja. Alhamdulillah kesampaian juga ke pantai ini setelah delapan tahun berlalu.
Iya, saya ke Paris tuh delapan tahun yang lalu bersama putri sulung, suami, dan si bungsu masih di kandungan. Entah mengapa saya kok pengen ke Paris lagi meskipun kata seorang teman pantai ini kurang update, lebih menarik pantai gunung kidul. Sayangnya jauh dari Bantul.
Tiket masuk ke Parangtritis Rp.10.000 per orang dan yang dihitung orang dewasa aja kalau anak-anak gratis.
Di Parangtritis, Om Isur dan anak-anak bermain air sedangkan saya, Yayuk, dan suami menunggu jdi bibir pantai. Jauh dari ombak lah pokoknya, sambil ngemil undur-undur laut.
Seru sekali sebenarnya kalau bisa bermain ombak, tetapi saya nggah bawa baju ganti. Anak-anak juga bermain pasir. Setelah puas, kira-kira dua jam gitu mereka mandi di kolam pembilasan, bayar Rp.10.000 per orang.
Hari Kedelapan, Kulineran di Kampung Mataraman
Saya penasaran sekali saat Yayuk bilang ada kulineran yang enak dan bisa ambil sendiri di Kampung Mataraman. Tempatnya juga tidak jauh dari rumah adik saya. Naik mobil nggak sampai 20 menit sampai.
Kesan pertama saya saat melihat Kampung mataraman adalah “jadul banget” dan klasik. Wah pasti asik dan makanannya khas Jawa nih. Beneran ternyata makanan yang tersedia tuh kayak masakan rumahan gitu. Sistemnya prasmanan yang mana setelah mengambil makanan nanti akan dihitung harganya sesuai daftar harga. Bayarnya kalau sudah mau pulang.
Ada sayur sop, lodeh, oseng daun pepaya, telor ceplok, tempe goreng, ayam goreng, lele mangut, nila mangut, pepes, dan aneka kletikan. Nasinya disajikan di atas tungku gitu kayak jaman dulu menggunakan kukusan bambu. Nasinya jadi enak dan punel.
Rasa masakannya gurih dan gak bikin eneg karena minim sekali MSGnya, atau emang tanpa micin ya? Ramah anak banget lah pokoknya.
Saya makan dengan sayur lodeh lompong (batangnya talas) dan pepes jamur. Tahap kedua saya makan dengan mangut nila dan urap-urap, hehehe. Iya, saya makan dua kali tapi gak terlalu banyak ambil nasinya biar nggak kekenyangan.
Resto yang asri dan sejuk ini tempatnya luas. Ada kolam ikan, tempat duduk untuk makan ada set kursi dan juga lesehan. Ada jembatan bambu juga untuk foto-foto selain sudut-sudut lainnya yang instagramable.
Mampir Sejenak Ke Malioboro, Berakhir di Bakpia Pathok 25
Oleh karena ini adalah hari terakhir kami di Jogja, maka saya minta Om Isur mengantar ke Malioboro. Nggak afdol rasanya kalau nggak mampir ke Malioboro, hahaha. Ya kan Malioboro tuh salah satu ikon Jogja ya. Sebenarnya pengen juga mampir ke wisata dekat Malioboro seperti Benteng Vredeburg dan Keraton Yogyakarta, sayang hujan keburu turun.
Mobil Om Isur diparkir di Malioboro Mall dan kami pun jalan ke Teras Malioboro, tempat para pedagang berkumpul. Tetapi belum sempat masuk ke Teras Malioboro seorang bapak tukang becak menawari kami untuk naik becaknya.
Kemana? Ternyata ke pabrik pembuatan Bakpia Pathok 25. Saya pikir bisa foto-foto disana eh ternyata cuma bisa beli oleh-oleh aja, hahaha. Etapi murah banget loh naik bentornya cuma 10 ribu pulang-pergi. Bapaknya juga ramah dan baik.
Toko bakpianya rame banget, jadi setelah beli oleh-oleh (yang tidak terlalu banyak) saya pun segera kembali ke Malioboro Mall tempat adik saya menunggu bersama anak dan suaminya.
Sesampai di depan Mall tuh hujan udah mulai turun, huhuhu. Padahal saya belum foto-foto. Eh, sempat foto sekali di depan mall, gak peduli deh diliatin orang, wkwkwk.
Kami pun pulang karena saya juga harus segera packing untuk berangkat ke stasiun pukul sebelas malam. Kereta kami tujuan ke Kota Malang berangkat dari Jogja pukul 00.20.
Eh, Ada yang Ketinggalan Kereta dan Dompet Smartphonenya Tertinggal di Kamar Mandi
Sebenarnya ingin saya sudahi tulisan ini karena sudah hampir dua ribu kata. Takut yang baca nanti bosan, wkwkwk. Tetapi kok sayang sekali kalau cerita tentang ketinggalan kereta dan dompet yang tertinggal di kamar mandi ini tidak saya sertakan.
Jadi, kami sampai di Stasiun Tugu Jogja pukul sebelas malam dan menunggu kereta Malabar yang katanya akan tiba pukul 00.20. Nah, kami menunggu sambil makan sempol ayam, makan pop mie, sambil sesekali foto-foto. Saya juga sempat ke kamar mandi ditemani oleh si sulung.
Saat kami sedang menunggu kereta Malabar yang datang dari Bandung, ada beberapa kereta tujuan Malang dan kota lainnya yang datang dan pergi. Nah, disaat itulah ada seorang wanita yang lari sambil menarik kopernya.
“Pak, masih bisa nyusul gak sih?” katanya setengah merengek gitu kepada petugas. Padahal kereta sudah jalan pelan-pelan. Pintu kereta juga sudah pasti ditutup kan ya? Dia kira bus yang bisa berhenti sejenak menunggu penumpang terlambat, ya allah saya kasihan tapi juga jadikan itu bahan candaan bersama suami. #astaghfirullah
Entah kenapa dia terlambat. Saya langsung mikir dong, seandainya saya di posisi dia apa yang kira-kira akan saya lakukan? Mungkin saya akan ganti jadwal tanpa berharap bisa nyusul kereta.
Etapi pernah loh saya kayak dia. Waktu itu saya melakukan perjalanan dari Surabaya ke Malang. Saya tiba di stasiun bersamaan dengan jadwal kereta datang. Beneran loh, di mobil tuh saya panik dan gak sempat berpikir untuk mengganti jadwal keberangkatan.
Tetapi waktu itu saya beruntung karena keretanya datang terlambat. Lha kalau wanita yang di Stasiun Tugu Jogja ini sedang tidak beruntung sehingga harus ketinggalan kereta.
Setelah drama wanita ketinggalan kereta, saya mendengar pengumuman di stasiun kalau ada tas dompet yang tertinggal di kamar mandi. Berwarna hitam dan ada smartphonenya. Deg, saya pun memeriksa tas dompet yang biasa saya selempangkan ke pundak.
“Eh, tasku hilang, Yah! itu tasku!” kataku setengah berteriak kepada suami.
Auto saya bingung mencari sumber suara yang tadi mengumumkan, wkwkwk. Untung ya seorang wanita yang mendengarkan pengumuman dengan seksama memberitahu saya kalau tas dompet tersebut dibawa petugas yang berdiri tidak jauh dari situ.
Saya pun mengaku bahwa itu tas dompet saya, ada smartphone yang kemudian bisa saya buka. Huft, lega… Alhamdulillah masih rejeki saya karena ada orang baik yang menyerahkannya kepada petugas di stasiun.
Itu dia pengalaman liburan ke Jogja selama 8 hari yang kami nikmati dengan penuh suka cita. Alhamdulillah sekarang kami sudah berada di rumah dan beraktivitas seperti biasa.
Terima kasih teman-teman yang telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya yang panjang ini.
Semoga bermanfaat.
15 Komentar. Leave new
Masya Allah penuh drama ya mbak liburannya. Beruntung banget tas dompet dan smartphone nggak jadi hilang. Alhamdulillah wa syukurillah. Sik, Mbak kalau lihat foto tu Oren kayaknya yang masih digendong tante Yayuk kan? Tertulisnya 8Y tuh mbak. Berarti yang betul 8M ya? Hihi. Daku belum liburan sejak suami meninggal, entahlah belum ada energi untuk pergi bersenang2. Insya Allah tahun ini ada rencana jalan2, anak2 butuh healing supaya semester depan lebih semangat sekolah. Thanks cerita serunya mbak Eny
oiya, mkasih ya mbak saking semangat nulisnya
Alhamdulillah tas dompet dan HP masih rezeki ya. Ini kalau di cerpen udh twist ending karena hari terakhir jadi ngeri2 sedap.
Masya Allah saking enaknya dibaca, menikmati foto fotonya bunda Eni aku baru nyadar, emang ini udah 2000 kata ya hahhaa
senangnyaaa yang meet up sama blogger Jogja! Padahal blogger Yogya itu orangnya baiiik baiiiik diajak ketemuan disamperin dan dibawain oleh oleh pula!
wah iya ya? wkwkwkw, makasih mbak
Terakhir ke Prambanan kayaknya belum ada tiket terusan yang termasuk makan. Cuma dulu ada tiket terusan ke Ratu Boko. Kayaknya menarik juga tiket terusan kayak gitu π
Soal dompet, kejadian juga di aku baru-baru ini. Baru sadarnya semalaman eh alhamdulillah masih beruntung walau isinya basah semua kena hujan haha paling nggak gak harus urus kartuΒ² yang hilang.
Ditunggu kisah lengkap perjalanan di destinasi wisatanya mbak.
Makasih kak
Malioboro dan bakpia 25 memang nggak boleh terlewatkan jika berkunjung ke Jogjakarta ya. Dan asyiknya lagi bisa meet up dengan blogger lokal.
Oia, apakah sudah pernah coba juga ke Pantai Indrayanti, yang konon katanya nggak kalah indahnya sama Parangtritis?
belum kak ^_^
Seruu banget, kak Eni.
Memang kalau pergi tanpa drama memang gak afdhol yaa.. Tapi semoga semuanya aman, sehat dan selamat hingga kembali ke antivitas semula.
Sejujurnya, Jogja itu selalu jadi kota yang dirindukan. Padahal kalau ke kota ini, aku hanya ke situ lagi dan lagi.. Bahkan aku belum pernah ke Pantai Parangtritis loo.. Andalan ya, ke candi-candi dan kuliner.
Bahagiaaa banget!
Wahhh kalau udah ke jogja hati-hati nih bakal kangen berat kalau udah pulang dan kembali kerumah dan pasti ada keinginan lagi untuk mengunjungi tempat-tempat lain yang belum terkunjungi hihihih π
wah pastinya puas banget ya, mbak bisa liburan 8 hari di jogja. saya sampai sekarang belum kesampaian nih jalan-jalan ke sana sama keluarga. btw baru tahu nih pantai parangtritis disingkat jadi paris. hihi
banyak tempat yang bisa dikunjungi di Jogja yaa, apalagi dengan waktu selama itu. Tahun 2017 lalu, anakku juga liburan ke jogja bareng omanya selama hampir 10 hari, ada banyak tempat yang mereka kunjungi
Pas banget, Jogja udah masuk list buat jalan-jalan. Beberapa tempat yang direkomendasikan wajib coba nih.. Tapi untuk Malioboro dan Bakpia udah jadi “Landmark” Jogja ya.. Btw, Terima kasih sharingnya, Kak. π
Write more, thats all I have to say. Literally, it seems as though you relied on the video
to make your point. You clearly know what
youre talking about, why throw away your intelligence
on just posting videos to your weblog when you could be giving us
something informative to read?