Tes Bakat Minat untuk Anak Usia 7 Tahun, Bolehkah?
Assalamualaikum, Ayah Bunda…
“Teman-teman adakah yang tahu dimana tes IQ untuk anak-anak?” tanya seorang teman di sebuah whatsapp grup.
Beberapa jawaban mengarah ke sebuah konselor yang ada di kota Malang. Saya sendiri tidak menjawab karena memang tidak tahu. Dalam hati saya bertanya-tanya, apakah boleh anak usia 7 tahun mengikuti tes IQ? Buat apa? Apakah untuk mengetahui seberapa pintarnya anak? Atau karena orang tua terlalu takut kalau IQ anaknya di bawah rata-rata?
Hingga pada Minggu (28/7) alumni sekolah parenting mengadakan sharing session dengan tema “Talent Maping” dan disinilah saya mendapatkan jawaban dari pertanyaan “bolehkah anak usia 7 tahun melakukan tes IQ?”
Kegiatan sharing diadakan di rumah salah satu alumni yaitu Mbak Fitri Ika di Sawojajar (BIMBA AIUEO). Sedikit cerita saya kesasar lho waktu nyari rumah Mbak Ika padahal saya sudah pernah ke rumahnya sekali. Entah mengapa saya muter-muter sampai setengah jam, huhuhu. Itupun saya sudah buka Google Maps.
Lucunya lagi, saat saya mengandalkan warga setempat malah kesasar. Lha soalnya yang saya tanya itu anak-anak dan saya kira dia paham kan. Dia jawabnya yakin gitu, sambil tunjuk kiri kanan kiri kanan, lalu saya ikuti petunjuknya dan semakin nyasar. Saya bingung harus menangis atau tertawa, heuheu.
Tapi alhamdulillah akhirnya ketemu juga setelah saya baca satu persatu nama jalannya. Yaa… begitulah, sawojajar itu nama jalannya mirip-mirip. Ayah Bunda ada yang pernah ke Sawojajar-Malang? Hehehe
Mengapa Anak Usia 7 Tahun Tidak Boleh Melakukan Tes Bakat dan Minat?

Foto Bersama Usai Sharing Bersama Alumni Sekolah Parenting
Sebenarnya Bunda Abyz tidak bilang “tidak boleh” sih, tapi beliau mengatakan anak usia 7 tahun “tidak disarankan” untuk melakukan tes IQ ataupun tes bakat dan minat. Anak fase pertama (fase 1) hanya boleh melalui tes Denver, yaitu salah satu cara untuk mengukur perkembangan tumbuh kembang anak.
Anak-anak pada fase pertama belum memiliki pengalaman hidup dan sedang melalui proses tumbuh kembang. Mereka sedang menemukan pola yang pas untuk dirinya. Bukankah setiap anak yang terlahir ke dunia ini membawa potensi yang baik dan mereka semua unik.
Nah, terus kenapa ada potensi yang menonjol dan ada yang tidak? Hal tersebut adalah hasil pola asuh.
Dulu, saat masih SD saya pengin banget jadi guru. Mengapa? Karena satu-satunya profesi yang saya kenal adalah guru. Hampir semua teman saya bercita-cita menjadi guru. Ayah dan ibu saya tidak pernah mengenalkan kepada saya profesi yang lain.
Sebaiknya, Ayah Bunda mengenalkan semua jenis bakat dan profesi kepada anak agar perbendaharaan mereka banyak dan potensi mereka terasah. Nantinya anak-anak juga bisa merasakan setiap potensi yang dia miliki.
Nah, kalau di fase pertama anak-anak sudah melalui tes bakat minat maka mereka akan terbentuk sebagaimana hasilnya tersebut. Misalnya, setelah melalui tes diketahui jika bakat anak menulis biasanya orang tua akan menggiring anaknya untuk fokus di bidang menulis. Padahal belum tentu anak berminat dan untuk menemukan bakat itu perlu proses lho, enggak kayak mi instan, hehehe.
Biasanya Anak Menemukan Bakatnya di Usia Berapa?
Mengenalkan semua jenis profesi kepada anak sebaiknya dilakukan di fase pertama sehingga pada fase kedua anak sudah bisa mulai mencoba.
Seperti yang pernah saya jelaskan tentang fase tumbuh kembang di sini, rentang usia anak-anak pada fase kedua adalah 7 – 14 tahun. Pada usia ini anak sudah menemukan minat dan bakat yang klik dengan dirinya. Misalnya seni, menggambar, berkomunikasi, memasak, dan lainnya.
Jika pada fase pertama orang tua sudah mengenalkan macam-macam profesi kepada anak, saat usia SD anak sudah punya beberapa pilihan minat yang ingin mereka lakukan. Belum tentu kan anak menyukai satu hal saja meskipun kadang mereka suka fokus pada satu kegiatan.
Misalnya saja anak sulung saya yang sekarang duduk di kelas tiga SD. Dia suka membaca buku, bisa berjam-jam kalau membaca Harry Potter. Tapi dia juga suka membuat kerajinan dari kain flanel, memasak, berkebun, ataupun mengerjakan soal matematika.
Nah, saat saya menyangka bahwa minat anak saya adalah membaca ternyata saya salah. Sesuai saran Bunda Abyz saya akan membebaskan si Kakak ini untuk melakukan semua aktivita yang dia sukai asalkan positif. Saya berhenti untuk membelikan dia banyak buku yang menurut saya bagus untuknya, padahal belum tentu dia suka, hehehe.
Lalu, apakah putri sulung saya sudah menemukan bakatnya? Sekali lagi, menemukan bakat butuh proses dan dia sedang berproses sekarang.
Di Fase Berapa Idealnya Anak Bisa Menentukan Minat dan Bakatnya?
Idealnya, anak bisa menentukan minat dan bakatnya pada fase ketiga karena di usia ini pilihannya lebih stabil. Seperti yang telah saya jelaskan juga di sini bahwa fase ketiga adalah tahapan remaja hingga dewasa yaitu saat anak-anak berusia kurang lebih 14 hingga 18 tahun.
Lalu, bagaimana jika ada anak pada fase ketiga yang piihannya belum stabil? Misalnya sering berganti-ganti minat gitu. Tahun ini ada anak yang masuk SMK jurusan tata rias, eh belum ganti semester si anak ini pengin masuk ke jurusan tata boga karena merasa suka memasak. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Menurut Bunda Abyz jika pada fase ketiga pilihan minat anak belum stabil, bisa jadi pada fase pertama dan kedua anak tidak punya kesempatan untuk mencoba semua minat dan bakat (profesi).
Talent Maping
Pada kesempatan kali ini Bunda Abyz sharing tentang Talent Maping. Apa itu Talent Maping?
Talents Mapping salah satu cara untuk menilai dan menggali bakat (karateristik produktif) serta potensi kekuatan kita dengan tampilan hasil yang lengkap, mudah dipahami dan menarik. -Rama Royani (penemu Talent Maping)-
Sebenarnya sih banyak metode yang bisa digunakan untuk memetakan talenta anak tapi tujuannya pasti berbeda-beda ya, Ayah Bunda. Nah, Talent Maping ini dinilai pas dengan materi sekolah parenting.
Mengapa? Karena di sekolah parenting telah dijelaskan tentang fase-fase tumbuh kembang anak.
Nah, Talent Maping pas sekali jika dilakukan pada anak usia baligh atau fase ketiga. Itu pun bukan untuk memastikan bakat anak tapi memetakan kekuatan potensi mana yang menonjol
Mengapa Kita Perlu Mengetahui Minat dan Bakat?
Setelah melakukan tes Talent Maping, ternyata saya tidak juga menemukan bakat saya. Padahal saya penasaran banget kira-kira apa ya bakat saya? Eh ternyata talent maping memang bukan untuk menentukan bakat tapi memetakan bakat mana yang terasah dan sifatnya kuat (menonjol).
Jadi setelah menyelesaikan tes talent maping, saya mendapatkan hasil berupa bakat yang kuat dan bakat yang lemah. Menurut talent maping manusia itu unik, tidak ada yang buruk dan semua yang ada dalam diri ini adalah kebaikan. Hanya saja ada yang kuat dan ada yang lemah.
Lalu, untuk apa sih kita perlu tahu bakat kita? Khususnya untuk saya yang emak-emak nih.
Nah, biasanya kan ada yang nanya begini:
“Bakatmu apa sih?”
“Apakah kamu sudah sekolah sesuai bakatmu?”
“APakah pekerjaanmu sudah sesuai bakat?”
Jadi, itulah alasan mengapa kita perlu tahu minat dan bakat. Agar kita bisa belajar sesuai passion, sesuai minat sampai nanti di hari tua. Kalau kita tahu minat dan bakat, sampai tua pun bakat bisa terus berguna.
Bagaimana dengan Orang yang Bekerja Tidak Sesuai Passion?
Bisa saja sih dan banyak memang. Tapi ada dampaknya juga lho! Biasanya orang yang bekerja tidak sesuai poteni hasilnya tidak akan maksimal, terasa berat, dan membutuhkan pengorbanan yang lebih besar.
Nah, kalau bekerja sesuai dengan minat dan bakat pasti lebih mudah dan hasilnya optimal. Melalui talent maping inilah dapat diketahui potensi yang menonjol sehingga bisa melakukan pekerjaan dengan baik.
By the way, ada juga loh orang yang bekerja tidak sesuai passion tapi bisa selesai dengan bagus.
Oh, bisa jadi ya tapi coba di cek apakah mereka merasakan 4E berikut ini:
- Enjoy – orang tersebut cocok dan menyukai bidang tersebut
- Easy – mudah melakukan pekerjaan tapi bisa jadi tidak enjoy atau enjoy tapi tidak mudah
- Excellent – orang tersebut berprestasi di bidangnya dan tidak enjoy, atau sebaliknya (enjoy tapi kurang berprestasi)
- Earn – seberapa berguna pekerjaan tersebut dalam hidupnya
Dengan melakukan Talent Maping akan bisa mencapai 4E karena potensi terkuatnya akan ketemu lalu beraktivitas sesuai kekuatannya tadi.
Terus, kalau sudah tahu bakat dan minat apakah kita bisa sukses? Enggak menjamin sih karena standar sukses tiap orang itu berbeda-beda. Hanya saja kalau potensi kekuatan cocok dengan pekerjaan maka hasilnya lebih mudah dan optimal. Talent maping bisa mengenali potensi sehingga bisa melakukan pekerjaan dg baik.
Kita harus percaya bahwa setiap orang punya keunikan masing-masing dan memiliki ciri khasnya tersendiri. Keunikan inilah salah satu potensi kekuatan.
Semoga kita sebagai orang tua bisa memaksimalkan potensi anak-anak dengan baik ya Ayah Bunda.
Nah, itulah sedikit sharing tentang “Bolehkah Anak Usia 7 Tahun Melakukan Tes Bakat dan Minat?” dan Talent Maping dari sharing alumni sekolah perempuan.
27 Komentar. Leave new
Iya bunda anak saya tepat 7 tahun dan baru masuk Sekolah Dasar, tetapi saya suka bertanya mengenai olahraga apa yang disenangi agar sehat jadi sekarang pulang sekolah saya masukkan ke tempat latihan badminton
Waahh, tengkyuu Mak.
Jadi paham nih serba/i tes psikologi
karena dari dulu tahunya tes IQ doang ๐
Setuju, Mba. Bahkan saya sampai anak mau lulus SD pun ga saya ikutkan uji tes bakat dan minat. Karena bakat dan minat kan bisa berkembang sesuai proses hidup dia. Jadi lebih baik saya memantau kesukaan anak saya apa baru deh saya arahkan ke bakatnya.
Wah ini masukan untukku juga nih, kebetulan belum lama sedang ngobrol dengan suami mengenai anakku yang kepengen banget aku ikutkan untuk res bakat dan minat. Ternyata lebih baik dilakukan saat ia sudah berusia 7th keatas ya mbak?
Waktu itu di sekolah anak anak ada tes IQ dan saya termasuk yang tidak setuju karena di usia dini si anak sedang mengenali bakat dan minat dulu
Kecuali spesial ya si anak dewasa dan kecerdasan nya terlalu jauh di atas usianya
Aku setuju banget, nih. Di awal fase sebaiknya kita mengenalkan Sebanyak-banyaknya bidang minat agar nanti mereka tau betul mau menekuni yang mana
Bakat anak kadang ada yang bawaan ada yang tercipta karena lingkungan juga dan yang ku tau bakalan berubah atau labil sesuai dengan dimana lingkungan berada.
Saya masih mencari-cari minat anak saya yang pertama, kalau kakaknya suka menulis dan belajar bahasa Inggris, kalau adiknya ini bingung, akhirnya tahun ini pilih kelas futsal dan belajar drum, semoga dia suka..
anaku ikutan tes pas mau masuk sd. alhamdulillah hasinya bikin hati tenang ๐
Jadi sebaiknya tes minat dan bakat pada anak dilakukan di atas 7 tahun ya mbak.
Nah yg udah berumur di atas fase ketiga juga bisa mengetahui bakat kita di mana dg Talent Mapping, oke noted nih mbak.
Makasih pencerahannya Mbak Eni
Mamak Pendar akupun gitu beliin buku-buku wkwwk belum tentu anaknya suka yang suka mah emaknya doang :p
semoga nanti ketika fase ketiga aku sudah melihat minat&bakatnya anak jadi bisa diarahin aamiin
Nah, saya baru tahu. Tapi saya emang gak buru-buru mau ngetest bakat si kecil. Malah berasa santai aja.
teringat kata seorang psikolog bahwa tidak ada cara yang instan untuk mengetahui bakat dan minat anak. Untuk usia 7 tetap kenalkan ragam aktivitas dan observasi. Emang orang tua kudu telaten dan ga mudah mengotak-kotakkan minat bakat anak.
Pentingnya kita mengenalkan ragam kegiatan pada anak salah satunya memang untuk membantu anak mengeksplor minat bakatnya
Mungkin usia 7 tahun ke bawah memang fase2 anak anak baru mengenal lingkungan sekitar dan mulai tahap pengembangan potensi apa yg dimiliki yah
Betul mbak, orangtua punya kewajiban untuk mengarahkan dan mendukung anak menjadi apa yang menjadi minat anak. Karena yang terpenting itu adalah soft skill
Penting banget nih untuk tau minat dan bakat anak, dan perlu dikembangkan supaya nanti dia bahagia juga ketika saatnya bekerja sesuai passion.
Waktu masih sekolah dulu, tiap ditanya bakatku apa sih, aku suka bingung menjawabnya. Karena memang jaman dulu nggak tes minat saat masih SMP. Begitu mau lulus SMA baru deh ikut tes minat. Kalo anakku yang sulung udah ikut tes dari usia 6 tahun malah. Tapi diulang lagi saat usia 14 tahun dan 18 tahun
kalo aku, gak perlu, menurt pakar anak pun siap belajar itu di atas usia 8 tahun, jad nanti aja deh, paaaaan tamat Sd pun asih harus SMP, belum penjurusan, hahaha
Harus dipancing dari sekarang nih anak saya supaya mengetahui apa yang di cita – citakannya di amsa yang akan datang
Hmmmm beda2 pendapat rasanya yaaa. Yang penting gak maksain si anak. Kadang kita liat anak kita mampu berennag gtu, trus kita paksa2 les, padahal di usia segitu dia lagi eksplor. Mungkin kasi kesempatan dulu, baru saat dia bisa beropini/ berpendapat saat itulah kita perlu gali bakatnya apa #imho
Aku uda segede gini baru ikutan Talent Mapping.
Memang yang paling penting, mengenali diri sendiri dulu…agar bisa mengasuh anak dengan bahagia.
anakku melakukan tes bakat minat di usia 7 tahun juga mba, hahahha tapi emang sih katanya nanti diulang lagi karena kecenderungan minat anak bisa berubah
yap idealnya setelah anak lepas SD lah. sebab sudah tahu lebih jelas mana bakat minatnya. eh tapi dulu pas SD kelas 1 saya dah dites IQ dan katanya saya tipe yg…ah gak jd ah, ntar spoiler (berasa film) wkwkwkw
Jadi tauuuu betapa pentingnya mengetahui minat bakat anak sedari sekarang ya mba. Karena menentukan masa depannya. Zaman kita dulu belum ada ya.
mantap nih bisa muali di praktikan nanti ke anak biar tau minat dan bakat mereka sejak usia dini.
Noted. Anakku sekarang usia masih lima tahun..emang belum keliatan minat nya kemana , soalnya masih banyak maunya ya,,..malah suka ingin jadi yang sesuai imaginasinya.., mungkin usia 10 tahun udah keliatan minatnya kemana..