Sekarang adalah hari ketiga 30 Hari Melangsing bersama Mbak Widyanti Yuliandari. Setelah mengatur mindset untuk melangsing dan menemukan penyebab overweight di hari kedua. Pada hari ini Mbak Wid meminta semua peserta untuk memikirkan tiga (3) alternative kebiasaan baru yang menurut kami dapat mendukung upaya melangsing.
Ehmโฆ Apa ya kira-kira?
Oleh karena penyebab obesitas pada tubuhku adalah sering ngemil gorengan dan menghabiskan sisa makanan anak-anak saat menyuapinya. Maka aku pun menulis kebiasaan baru tentang hal tersebut.
Jadi, aku menchalenge diri agar bisa mengurangi gorengan dan hanya makan dari piringku sendiri (bukan dari piring orang lain, apalagi tetangga wkwkwk)
Kebiasaan Baru Melangsing
Kata Mbak Wid, obesitas adalah hasil dari kebiasaan buruk terkait pola makan. Bener banget tuh, setelah kupikir-pikir aku memang punya kebiasaan buruk yaitu ngemil gorengan. Kalau ada gorengan hangat terus nggak langsung dimakan itu rasanya kok sayang gitu, hahaha.
Oleh karenanya aku bikin sebuah “lembar kontrol kebiasaan baik” yang saya tempel di kamar untuk melatih kebiasaan baru.
Kebiasaan baru yang lain adalah tidak menghabiskan makanan sisa dari piring anakku saat menyuapinya. Iya, kayaknya kebiasaan ini juga dilakukan oleh sebagian besar ibu-ibu yang lain deh. Dengan alasan sayang banget kalau makanan dibuang-buang, hehehe. Padahal kalau di rumah saya mah makanan enggak habis masih bisa diberikan ke ayam atau ikan di belakang rumah.
Jadi, sekarang kalau anak-anak minta disuapin ya saya ambilkan dikit aja nasinya. Enggak banyak-banyak ya agar tak bersisa dan saya enggak merasa sayang kalau dibuang. Aman, insyaallah.
Effort yang Dilakukan Peserta, Lucu dan Menggemaskan
Nah, sore harinya para peserta pada curhat nih di grup tentang effortnya melakukan kebiasaan baiknya di hari pertama. Lucu-lucu deh, duh senang banget aku ada di grup ini. Sejenak lupa kalau ini tuh grup “untuk melangsing” karena yang dibahas adalah makanan. wkwkwk
Ada yang berhasil makan buah dari pagi sampai siang tapi kemudian luluh saat anak-anak mengajak makan es krim bersama. Huhuhu… Mau gimana lagi? Kalau anak-anak yang ngajak mah jarang bisa nolak.
Ada yang sedang belajar mengunyah dengan perlahan dan konsisten. Kalau belum terbiasa mungkin yang dirasakan adalah lelah dan capek ya. Aku dulu juga gitu, pas pertama kali mengenal food combining dan mengenal cara mengunyah makanan yang baik juga merasa “aduh kok pegel banget” sambil menghitung jumlah kunyahan, wkwkwkw.
Evaluasi dari Mbak Widyanti Yuliandari Tentang Kebiasaan Baru
Seperti biasa, malam harinya Mbak Wid akan memberi materi atau evaluasi terkait kegiatan peserta selama satu hari.
Begitu juga malam hari ini. Beliau enggak memberikan materi tapi malah ingin bertanya kepada beberapa peserta yang telah berhasil melakukan upaya yang sifatnya pembatasan. Seperti mengurangi makan nasi, mengurangi gorengan, dll.
“Apakah dengan mengurangi nasi, teman-teman merasa sudah cukup puas dan kenyang?”
“Kepada teman-teman yang hari ini masih belum berhasil memenuhi planningnya, bagaimana rasanya?”
[Day 1] 30 Hari Melangsing: Pentingnya Mindset dalam Proses Melangsing
Malam ini Mbak Wid juga menjelaskan tentang cara mengunyah makanan yang benar. Jadi prinsipnya mengunyah adalah sampai makanan yang kita suapkan ke mulut menjadi bubur yang cukup cair dan mudah untuk ditelan. Jadi kalau makanan masih terasa nyangkut berarti ngunyahnya masih kurang.
Biasanya, setiap makanan berbeda tingkat mengunyahnya. Misalnya protewan harus dikunyah lebih lama agar serat-seratnya sudah terlumat dengan baik dan sepurna, sehingga mudah ditelan.
Jangan Pernah Meniadakan Salah Satu Waktu Makan
Hayoo… siapa yang sering meniadakan waktu makan? Misalnya enggak sarapan aja biar langsing, atau enggak makan malam deh biar kurusan.
Ternyata itu adalah kebiasaan yang tidak baik loh ^_^
Kata Mbak Wid, melangsing yang aman dan tetap sehat itu tidak dengan meniadakan waktu makan. Sinyal lapar bisa kacau kalau kita tidak bisa mengikutinya, karena terganggu oleh pekerjaan misalnya.
Kalau bisa sih jangan melewatkan waktu makan. Waktunya sarapan ya sarapan, waktunya makan siang ya makan. Karena kalau kita meniadakan waktu makan biasanya justru makin kalap. Kita akan susah memilih dengan sadar makanan yang akan kita santap karena rasa lapar yang berlebih.
Pernah kayak gitu gak? Aku sering, hehehe. Pantesan gak langsing-langsing ya kan?
Meniadakan waktu makan mengandung resiko lain terutama yang punya penyakit magh atau sakit lambung. kecuali memang diniatkan untuk berpuasa.
Bagaimana dengan yang terbiasa makan malam hanya dengan buah atau sayur saja, dan bukan makan lengkap?
Wah itu aku banget. Kadang kalau udah malam malas makan. Jadi hanya diganti sayur atau buah saja. Ya, aku pikir cuma tidur doang, rebahan doang, enggak butuh energi besar toh?
Ternyata itu juga kebiasaan yang kurang baik dan merugikan, hohoho. Kenapa?
Karena pada malam hari tubuh justru membutuhkan energi yang cukup besar untuk melakukan proses metabolisme. Kalau dalam food combining, malam hari adalah fase penyerapan nutrisi dari makanan yang seharian tadi kita santap.
Kalau sampai energi ini tidak terpenuhi maka pagi hari saat kita bangun akan berada dalam kondisi tekor energi atau gak cukup melakukan proses penyerapan. Jadi yang baik adalah mengatur jenis makanan untuk makan malam atau melakukannya dengan wajar dan tidak berlebih.
Pantesan ya kalau makan malam hanya buah saja biasanya bangun tidur lemes dan laper banget. Ternyata gitu toh alasannya.
2 Komentar. Leave new
Kadang aku mikir malem gak usah makan deh, toh pagi tetep laper wkwkwk sotoy bgt ya. Skrg aku ganti, makan mlmnya lebih awal, sebelum jm 6 sudah makan. Lumayan sih bb stabil
aku juga pernah gitu mbak, jarang makan malam eh malah pagi kelaperan banget, hehe