Hari ini adalah hari kedua aku mengikuti kelas 30 Hari Melangsing bersama Widyanti Yuliandari. Pada hari pertama kelas ini kami mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya mindset dalam melangsing, kira-kira di hari kedua ini apa yang akan kami dapatkan ya?
Nah, pagi ini Mbak Wid membagikan sedikit tulisan untuk memotivasi para peserta. Tulisannya singkat tapi nendang dan bikin saya manggut-manggut aja sambil baca, iya banget!
Anda Berhak Melangsing
Begitu Mbak Wid memulai tulisannya. Menurut beliau banyak yang meremehkan cita-cita seseorang untuk melansing. Hal ini mengingatkanku pada kejadian beberapa tahun yang lalu saat saya memutuskan untuk menganut pola makan food combining.
Berat badanku saat itu 75 kg dengan tinggi badan 149 cm. Ya, aku mengalami obesitas dan mengalami ambeien. Lalu, aku mencoba pola makan food combining agar wasir bisa sembuh. Alhamdulillah dapat bonus turun BB hingga 10 kg.
Nah, teman-teman yang biasa melihat pipi tembemku pasti kaget dong. Dalam waktu satu bulan tiba-tiba tirus dan tubuhku melangsing. Lalu, muncullah banyak komentar yang tidak enak didengar.
“Kamu lebih cantik kalau gemuk loh”
“Kamu kok kurus? Sakit apa?”
“Ih, makanmu kok aneh-aneh gitu? Udah kayak kambing aja”
Hadeuh, jujur aku merasa terganggu sekali dengan komentar mereka. Meskipun ada beberapa teman yang memberikan pujian, seperti “Eh, kamu makin langsing aja. Kelihatan lebih muda loh.”
Tapi aku cuekin aja tuh komentar negatif. Benar kata Mbak Wid bahwa aku berhak atas tubuhku. Dan aku juga berhak memutuskan apakah aku akan melangsing. Kan yang dapat manfaatnya saya, bukan mereka.
Big Is Beautiful
Tulisan kedua Mbak Wid ini pun pernah aku rasakan loh ^_^
Saat belum resign, di kantor tuh banyak teman-temanku yang gemuk. Merasa bahwa sudah emak-emak jadi ya woles aja gitu meski overweight.
Sering juga terlontar kata “big is beautiful” jika ada teman lain yang melontarkan kata gemuk. Saya pun sempat terprovokasi, ah yang penting sehat meskipun obesitas, gitu pikir saya. Fiuh!
Mudah dan Murah, Anti Aging Alami Ini Bisa Bunda Buat Sendiri di Dapur
Memang benar kata Mbak Wid dalam tulisan tersebut jika jargon “big is beautiful” ini terdengar manis tapi menyesatkan. Gimana enggak? Orang bisa saja merasa baik-baik saja dengan tubuh overweightnya meski mereka sebenarnya sering merasakan sakit. Dimana penyakit tersebut diakibatkan oleh kelebihan berat badan.
Iya sih, cantik itu subjektif. Tapi bolehkan kalau aku juga berpikir bahwa “langsing juga cantik” hehehe.
Jadi, tidak ada alasan untuk membiarkan tubuh kelebihan berat badan hanya karena jargon tersebut.
Yang Penting Bahagia
Dulu aku sempat berpikir bahwa gak papa gemuk yang penting bahagia. Ngapain juga harus membatasi asupan makanan jika itu bikin bahagia?
Bahkan aku sempat berpikir bahwa hidup hanya sekali, untuk apa makan dibatasi? Memanjakan lidah itu perlu agar nggak stress. wkwkwkw.
Kebiasaan makan agar bahagia tersebut membuat berat badanku melonjak naik secara drastis. Tanpa memikirkan efeknya yang penting aku bahagia.
Tapi, apa masih bahagia kalau bercermin? Hehehe. Aku sih enggak, melihat pipi chubby dan perut buncit tidak sedap dipandang, hiks. Aku pun memutuskan untuk melangsing dan bahagia.
Jika gemuk bisa bahagia, menjadi langsing juga bisa bahagia ^_^
Memutuskan Untuk Melangsing
Aku memang pernah menurunkan BB hingga 10 kg. Tapi aku belum bisa merubah kebiasaan makan gorengan dan gluten. Kedua makanan ini favoritku banget. Gimana caranya bisa merubah kebiasaan ini?
Alhamdulillah di kelas 30 Hari Melangsing ini aku mendapatkan solusi. Yaitu dengan mencari penyebab mengapa saya masih tetap obesitas meskipun sudah makan sayur dan buah, minum air putih yang cukup, dan olahraga teratur. Kenaikan berat badan bukan hal ghoib dan bisa dicari penyebabnya.
Aku pun menyadari bahwa kelebihan berat badan dikarenakan terlalu banyak makan gorengan dan gluten. Selain itu aku juga sering menghabiskan makanan anak-anak yang tersisa. Masih sering sayang kalau buang-buang makanan.
Jadi, di hari kedua ini aktivitasnya adalah menuliskan di kertas bahwa “Aku memilih dan memutuskan untuk melangsing” dan kutempel di kamar.
5 Komentar. Leave new
Wah,, tulisan yang sangat menyentuh *ntah kenapa.
Semangat kak! semoga lancar program dietnya.
Emang komentar orang ga ada habisnya, dan mereka suka ga mikir kalau ngomong.
Jadi inget salah satu teman saya yang overweight, dia masih cuek aja ketika temen-temen yang lain komentar kalau di gendut. Tapi dia mulai memutuskan untuk menjaga pola makan dan menguruskan badan setelah mengeluh sering sakit kaki setiap traveling. Ketika tukang urut bilang kakinya kelebihan beban, akhirnya dia langsung melakukan program diet dan berhasil.
Jadi lakukan karena diri sendiri, bukan karena orang lain.
Hai mbak, aku tertarik sekali baca serial melangsing ini hehehe maklum aku juga belum melangsing ☺
Topik hari kedua ini bagus banget ya, tentang mencari sebab gemuknya. Kalo aku rasanya karena kurang gerak dan masih belum bisa meninggalkan nasi putih (gula) dan gorengan
hai mbak, wah terima kasih sudah berkenan membaca. Segera aku tulis deh ya lanjutannya, hehe
Kalau biasa dibesarkan dalam keluarga yang percaya pada value bahwa tidak apa-apa gemuk asalkan sehat, maka kita akan terus-menerus percaya bahwa gemuk itu memang baik-baik saja. Aku sendiri juga dibesarkan dalam keluarga yang percaya pada value itu, sehingga aku terperangkap dalam overweight. Aku baru sadar value itu salah setelah satu per satu keluargaku yang gemuk-gemuk itu kena encok, lalu aku menyadari bahwa aku tidak mau gemuk seperti mereka. Jadi, aku berhenti percaya bahwa gemuk itu tetap indah. Aku sih tidak berniat ikut melangsing sih, tapi pastinya aku tidak ingin gemuk.
Makasih sharingnya mbak Vicky ^_^