Saat ke pasar tradisional, ada sesuatu yang bikin telinga saya gatal yaitu komentar orang-orang tentang sebuah peristiwa. Seperti pagi tadi saat saya ke pasar ada orang yang saling bertukar cerita tentang jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 pada Sabtu (9/1) lalu.
โEh, aku kemarin lihat di tik tok, dalam korban pesawat kemarin ada bayi yang selamat. Dibungkus pelampung gitu,โ kata sesembak sambil menata telur di keranjang.
Sambil memilih sayur di seberangnya, telinga saya pun ikut mendengar obrolan mereka.
โMasak sih? Kasihan banget yaโฆ Aku juga lihat video saat pesawat jatuh. Ada yang bagikan di grup tadi.โ Sesembak lainnya menanggapi sambil menunjukkan layar smartphone sebagai buktinya.
Duh, mereka ini gak baca berita apa ya? Kok mash saja percaya hoax. Literasi digital mereka ini rendah banget ya. Sebenarnya tidak hanya sekali dua kali saya menemukan kejadian serupa. Bahkan di dalam grup whatsapp dimana saya berada masih banyak anggota yang percaya hoax.
Mbok ya sebelum share itu dibaca dulu kira-kira berita itu aspas, asli atau palsu, hehehe.
Benarkah Minat Baca Masyarakat Indonesia Rendah?
Menurut data Data UNESCO, minat baca masyarakatย Indonesiaย sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orangย Indonesia cuma 1 orang yang rajin membaca.
Tapi saya kok kurang setuju ya dengan pernyataan tersebut. Mengapa? Karena pada kenyataannya saya mendapati banyak orang yang aktivitas membacanya cukup tinggi. Hampir setiap orang di desa tempat tinggal saya memiliki gawai dan menjadi pusat perhatian hampir setiap saat.
Iya, jika berada di tempat umum saya melihat orang-orang fokus dengan smartphonennya masing-masing. Entah apa yang dibaca, yang pasti mereka sedang melakukan aktivitas โmembacaโ.
Jadi, sebenarnya minat baca masyarakat cukup tinggi. Hanya saja potensi tersebut belum terarah, dan belum terwujud menjadi perilaku yang biasa dan membudaya. Konten yang dibaca seringnya kurang berkualitas atau bahkan tidak sama sekali.
Kebanyakan masyarakat lebih suka membaca status media sosial, gossip bibir turah, atau bahkan hoax yang tersebar di whatsapp group. Hal inilah yang menyebabkan tingkat literasi digital masyarakat rendah.
Pengertian Literasi Digital
Teknologi semakin maju dan berkembang, mau tak mau masyarakat akan membutuhkannya. Nah, jika penggunaan teknologi tidak diimbangi dengan kecerdasan maka yang terjadi adalah dampak buruk bagi penggunanya.
Itulah yang terjadi saat ini, banyak telepon pintar tapi penggunanya kurang pintar, hehehe. Oleh karenanya dibutuhkan kesadaran masyarakat dalam berliterasi guna mengimbangi kemajuan teknologi ini.
Apalagi pengguna internet semakin meningkat terutama saat pandemi covid-19. Berdasarkan dataย Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jumlah pengguna internetย di Indonesia hingga kuartal II/2020 mencapai 196,7 juta atau 73,7 persen dari populasi. Jumlah ini bertambah sekitar 25,5 juta pengguna dibandingkan tahun lalu.
Tidak bisa dipungkiri juga bahwa pemberitaan yang ada di dunia maya saat ini sangat beragam. Artinya butuh kecerdasan dari berbagai bidang untuk bisa menyaringnya. Banyak sekali hoax dan informasi menyesatkan yang menggiring masyarakat ke arah tindakan tercela.
Hingga makin maraknya kriminalitas di dunia maya, mulai dari gendam online, komentar negatif yang berujung rundungan, dan pembobolan rekening di bank.
Untuk itulah diperlukan literasi digital untuk mendorong masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan perangkat teknologi, khususnya gawai.
Literasi Digital Adalah โฆ
Menurut Wikipedia, literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, bukan hanya kemampuan seseorang dalam menggunakan serta memahami pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi saja ya. Lebih dari itu karena prinsip dasarnya adalah pemahaman untuk menyaring ide-ide yang dibaca dari media online. Baik itu dari media sosial ataupun lainnya.
Peranan Orang Tua dalam Mengenalkan Literasi Digital pada Anak Sejak Dini
Seperti yang telah saya sampaikan bahwa saat ini gempuran hoax dan informasi menyesatkan terjadi di dunia maya. Tentu saja hal ini meresahkan para orang tua, termasuk saya. Gimana nggak khawatir kalau anak-anak SD sudah lihai mencari informasi di google.
Sampai-sampai, saking parnonya saya melarang anak-anak menggunakan internet jika tidak ada orang tua di dekat mereka. Pernah mereka bertanya, kenapa? Ya saya jawab aja, karena di internet tidak hanya ada informasi yang bagus tapi juga menyesatkan.
Sekarang, si sulung kalau membaca artikel yang dia kurang paham atau merasa aneh dia langsung bertanya kepada saya. Alhamdulillahโฆ
Anak-anak saya lebih menyukai audio-visual sehingga saya pun tidak berusaha menjauhkan mereka dari gawai. Saya memilih untuk memberikan kedekatan emosional dengan anak saat mereka bersentuhan dengan dunia digital
Sebab, jika mereka sampai kecanduan gawai bisa gawat karena berpengaruh juga pada tumbuh kembangnya. Biasanya anak-anak yang kecanduan gawai akan sulit berinteraksi dengan dunia nyata.
Saya juga lebih memilih mengenalkan literasi digital pada anak sebagai bekal mereka saat berselancar di internet. Apalagi sekarang anak saya yang kelas 4 SD setiap hari menggunakan internet untuk belajar online dan mencari referensi tugas. Nah, literasi digital sangat penting untuk anak-anak memeriksa kebenaran sebuah informasi.
Namun begitu saya tetap menerapkan beberapa aturan saat anak-anak menggunakan media digital, yaitu:
- Menemani dan membimbing anak saat mencari informasi melalui media digital.
- Membuat kesepakatan dengan anak, kapan dan dimana gawai boleh digunakan.
- Mengajak anak menentukan informasi yang paling ingin diakses melalui gawai sesuai usianya.
- Mendampingi anak mencoba hal baru yang ditawarkan gawai dan menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari.
- Memperbanyak cerita agar imajinasi anak menari seiring keindahan teknologi yang ditawarkan media digital.
- Luangkan waktu setiap hari untuk membicarakan gawai bersama anak.
- Berikan apresiasi pada setiap hal positif yang dilakukan anak dengan media digitalnya agar anak semakin bersemangat melakukan hal positif
Kesimpulan
Minat baca masyarakat Indonesia sebenarnya tidak rendah, hanya saja kemampuan literasi mereka sangat minim. Padahal hoax dan penipuan terjadi di dunia maya. Kurangnya kemampuan literasi digital ini dapat membawa dampak buruk untuk pengguna media digital.
Untuk itulah literasi digital sangat perlu digaungkan agar masyarakat Indonesia lebih melek. Nah, salah satu upaya paling mudah yang dapat saya lakukan adalah mengenalkan literasi digital kepada anak-anak. Tentu saja mengenalkannya pun harus sesuai fase tumbuh kembang anak ya.
Mengapa?
Karena jika ingin mengubah dunia mulailah dengan mengubah diri dan keluarga terlebih dahulu. Sebagai orang tua kita bisa memberikan contoh penggunaan teknologi informasi yang sehat karena orangtua adalah panutan anak di segala hal. Anak-anak yang rasa ingin tahunya sangat tinggi perlu didampingi dalam penggunaan media digital seperti gawai. Apalagi saat ini kejahatan di dunia maya juga semakin marak dan mengancam generasi muda, kan?
Jadi penting banget mengenalkan literasi digital ini kepada mereka para generasi muda, kalau bisa sejak dini. Agar kelak mereka menjadi generasi yang melek literasi, tidak mudah percaya hoax, dan mampu menyaring gempuran informasi dari dunia maya.
Sekaligus bisa berbagi ilmu tentang dunia digital seperti kak Gemaulani, pengelola Gilang Galing’s blog,ย salah satu blogger yang saya kenal dari Kelas Growth Blogger (KGB). Beliau ini generasi muda yang layak dijadikan panutan. Masih muda tapi prestasinya luar biasa loh. Kepoin deh blognya, tulisannya menginspirasi sekali.
Bagaimana ayah-bunda?
Sudahkah ayah-bunda mengajarkan literasi digital kepada anak-anak?
Salam good parenting untuk Indonesia yang lebih baik. Dari keluarga untuk bangsa.
57 Komentar. Leave new
Setuju mbak. minta baca kita sebenarnya tinggi kok. Hanya segelintir saja yang mungkin gak suka baca. Tapi kita sering mukul rata. Gak bisa juga digituin. Perlu sosialisasi dan edukasi nih. Biar pada paham semua. Bergerak bersama yuk
Iyaa.. anak2 kayaknya secara nggak langsung literasi digitalnya sudah oke ya karena tuntutan sekolah wkwkwk
Paham literasi memang idealnya sejak dini.. Apalagi generasi Z ini anak-anak digital. Sekarang gimana caranya agar mereka paham literasi digital tanpa mendapatkan efek buruknya ya Mbak?
Betul, kadang yang kita baca justru membuat kita seolah-olah kita belum membaca.
Eiya bener kak. Itu berita sampai viral banget. Padahal itu korban kecelakaan KMP ya. Kan sedih ya, kalau sampai berita kaya gitu viral. Bikin keluarga korban jadi makin waswas. Penting banget nih literasi digital buat anak juga, kalau bisa malah dimasukin ke kurikulum sekolah
Sekarang serba digital termasuk literasi juga masuk dunia digital. sebagai orang tua harus cakap dan paham apa yang ada di internet ya mba, agar anak bisa mengambil yang baik dan meninggalkan yang kurang baik.
PR banget mengajarkan literasi digital ke anak, di tengah derasnya arus. Orang tua harus siap dan cakap juga memahami teknologi dan digital juga mampu mengendalikan apa yang dikonsumsi anak, literasi digital peluang sekaligus tantangan ya mbak untuk anak-anak kita
Yappp ortu harus berperan aktif untuk mendidik anak, termasuk dalam hal literasi digital
Semangattt buat kita semuaaa
bila anak-anak menguasai literasi digital, saya yakin mereka tidak akan mudah termakan berita hoax
Bener dengan melek literasi digital kita terbiasa menyaring berita dan tidak mudah di gempur hoax atau berita yang belum tentu kebenarannya.
Bener nih.. Minat baca masyarakat Indonesia sebenarnya cukup tinggi, cuma penguasaan literasi yang masih kurang ya jadi masih banyak termakan hoax atau kena tipu. Semoga semakin banyak yang melek dunia literasi baik digital dan fisik
Skrg sering heran sih klo anak tiba2 nyebut merk or benda apa ternyata mereka belajar dr inet biasane dr yutub si
Ada benar ada salahnya mba persentase minat baca di indonesia, hanya di tempat-tempat tertentu minat baca tinggi. Di tempat saya jangankan untuk membaca buku, disentuh aja ga mau. Apa lagi membaca buku sampai habis.
Penting banget ya mbak untuk para orangtua mengenalkan serta mengarahkan anak terkait literasi digital. Masih banyak yang perlu dipelajari mengenai literasi digital nib, makasih artikelnya mbak.
Benar mba, anak – anak jaman sekarang pada dasarnya udah paham tentang literasi digital, tinggal kita sebagai orang tua harus pandai mengarahkannya, iya kan? Karena tuntutan pendidikan saat ini yang menuntut anak lebih banyak tau tentang literasi digital
Makasih Mbak sharingnya, jadi masukan neh buatku agar lebih aware saat anak melihat tontonan di gadget.
Bener banget mba, anak-anak harus dididik sejak kecil untuk jadi literat digital ya. Biar nggak gampang oleng di era serba digital ini. Semangatttt!!!!
Berdasar pengamatan pribadi keponya orang kita sangat tinggi tapi belum dibarengi dengan keterampilan literasi digital yang mumpuni. Maka sepakat sama Bunda Eni, penting banget mengenalkan literasi digital pada anak sejak dini. Tentunya sebagai orang tua kita harus lebih dulu paham dan upgrade diri ya.
Minat baca itu dipupuk, nggak bakal muncul dgn sendirinya sih.. orang kita padahal rasa ingin tahunya tinggi, tapi nggak diiringi pencarian fakta, lebih suka gosip yg dipercaya.
Setuju mbak!! Meskipun aku belum punya anak, anak-anak di kampung rumahku ngomongnya udah aneh2๐ Peran orangtua penting banget buat mendampingi anaknya. Apalagi sekarang sekolah dari rumah๐
Kurang meleknya masyarakat indonesia terhadap literasi digital mungkin dikarenakan sejak kecil yang digegas hanya skill membacanya saja ya.. tapi proses membaca dan memahami isi bacaan tidak terlalu diajarkan dengan dalam.. jadilah sekarang efeknya kek gini.
Setuju, kita memang nggak bisa menolak teknologi yang semakin maju. Mendampingi anakยฒ dalam memahami literasi digital adalah salah satu cara agar anak kelak bijak dalam menggunakan teknologi ini.
Sebenarnya minat baca ada tapi ketersediaan buku yang memadai itu masih kurang, seperti di desaku. Untuk ke perpusda saja butuh waktu satu jam
Artikel pengingat diri ini…PR bangets memang mengenalkan literasi sejak dini pada anak. Karena ini penting, supaya mereka menjadi generasi yang melek literasi, tidak mudah percaya hoax, dan mampu menyaring gempuran informasi dari dunia maya nantinya
Salam kenal mbak, aku suka blognya juga contentnya. Terutama literasi digital ini, tantangan banget ya buat kita emaknya anak milenial.
Iya bener juga ya mak. Kemana-mana mesti banyak lihat orang lagi menatap hpnya. Entah apa yang dibaca, jadi sebetulnya tingkat membaca kita tinggi jg. Dan orangtua mesti melek digital juga supaya bisa membimbing anak menggunakan gawai dgn bijak.
Hahaha aku suka ama kata-kata Bunda Eni yang ini “Banyak smartphone yang pintar tapi sayangnya penggunanya yang kurang pintar” ๐. Soalnya yang Bunda Eni bilang ini, bener banget dan aku setuju.
Karena sekarang jamannya hoax gencar banget. Jadi bikin aku juga semakin berhati-hati buat percaya ama berita dan jadi lebih berhati-hati juga buat ngeshare sesuatu. Makasih Bun udah ngingetin
Wah iya nih. Anak2 sedari dini emang kudu dipupuk kemampuan literasi nya biar setelah besar menjadi lebih bijak menghadapi tsunami informasi. PR orang tua cem kita. Haha
Meski aku belum memiliki anak tapi tips literasinya makasih banget. Bisa aku terapkan pada ponakan atau anak kecil.
Setuju Mbak, kita harus ajatkan minat baca anak sejak dini. Agar anak-anak paham literasi digital, bisa mengetahui berita yang benar atau yang palsu ya…
Nah iya, sebenarnya masyarakat Indonesia minat bacanya tinggi, hanya yang dibaca masih banyak yang senang dengan berita gosip hehehe. Dan sayangnya masih banyak yang percaya dan suka membagikan berita hoax.
Terima kasih mba. Artikelnya manfaat sekali
Justru karena keinginan anak-anak yang tingggi ini kita harus lebih memanfaatkan untuk kebaikan ya Bun. Memang masalah di waktu ini yang harus diperangin. Saya sendiri sadar bahwa kurang banyak waktu buat nemenin mereka belajar, apalagi di rumah terus kayak sekarang, yaa.. meskipun gak pernah kemana mana sayanya :D. Semangat mengarahkan mereka kepada kesenangan yang bermanfaat.
Perlu banget untuk memberikan literasi pada anak, karena sekarang usia 5 tahun aja udah kenal smartphone, orang tua harus memberikan pemahaman mana yang berita yang bermanfaat atau tidak.
Saat pandemi ini emang mau nggak mau harus pakai gadget ya bun, dan Maa yaa Allah banget anak anaknya bisa diberikan pengertian seperti itu. Memang penting sekali sejak SD sudah ditanamkan pentingnya literasi digital ini
Setuju mengajatkan anak sejak dini perihal dunia literasi agar anak-anak paham
Bagus banget mba. Anak ya suka audio visual ya. Sama kayak anak lanang ku suka bikin animasi. Orangtua tinggal mengarahkan dan memberi pendampingan yang maksimal soal literasi digital ya..
Untuk anak anak kita mungkin masih bisa kita arahkan ya, tapi untuk saudara saudara yang sudah sepuh itu kudu punya trik tersendiri biar bisa diterima dan nggak dianggap “melawan” wkwkk
Kadang orang tua suka gak peduli soal anak yang main gawai. Dibiarkan aja gitu, tanpa mengawasi, padahal bisa jadi hal buruk pada anak akibat gawai tersebut. Jadi penting banget nih literasi digital.
Bener banget nih, setuju sih literasi digital emang harus dikenalkan kepada seluruh lapisan masyarakat. Bahkan untuk anak pun dari kecil juga penting untuk mereka diajarkan agar lebih melek sama literasi digital dengan catatan perlu pengawasan orang tua.
Setuju Bunda Eni sebelum mengubah dunia, kita harus mengubah keluarga terlebih dahulu. Berhubung minat baca di Indonesia, aku sudah mengenalkan buku pada anak, agar setelah dia bisa membaca sendiri jadi gemar membaca. Terutama kelak jika saatnya tiba mengenal dunia internet.
Setuju sekali dengan tulisan ini.
Jaman sekarang, masyarakat indonesia mudah sekali termakan berita berita yang belum tentu kebenarannya. Belum jelas akan sumbernya, belum jelas akan validitas, lalu mereka main asal telan informasi yang mereka baca, lalu menyebarkannya tanpa mengecek kembali kebenarannya.
Mungkin untuk soal tingkat membaca di masyarakat, sudah tinggi. Hanya saja yangg menjadi persoalan adalah mereka hanya membaca, menelan, menyebarkan tanpa mengetahui fakta2nya.
Tidak hanya soal berita jatuhnya pesawat sriwijaya, namun juga hal itu berlaku pada berita soal pandemi covid. Lalu banyak dari mereka yang termakan berita tak jelas, perihal covid, perihal obat covid, perihal pencegahan covid, perihal dampak penularan covid. Buruknya pemahaman masyarakat, bisa dilihat dengan banyaknya kasus pengucilan orang2 yg positif covid, kasus pengusiran dari warga, dsb.
Semua itu tidak akan terjadi jika ada pemahaman dan pengetahuan akan pentingnya mengajarkan literasi sedari dini.
saya juga sudah mengajari sepupu saya literasi digital dengan cara yg mudah dimengerti, tpi mereka itu daya tangkap nya cepat banget, dijelasin bentar mereka langsung paham apa yang dimaksud..
Sangat penting sekali mengajarkan literasi kepada anak sejak dini. Hal ini dilakukan agar nantinya mereka tidak lagi mudah termakan oleh informasi yang tak jelas asal usulnya. Dengan adanya pengenalan akan literasi yang sudah dilakukan sedari dini, nantinya ketika ada informasi yang masuk, diproses dan dicari fakta validitas yang sebenarnya . Jadi tidak mudah terburuk rayu dan termakan berita yang tidak benar.
Dengan adanya sekolah daring, ternyata hal tersebut secara langsung dan tidak langsung mengajarkan tentang literasi digital.
Anak didik dituntut untuk melek teknologi dan melakukan literasi secara langsung.
memperkenalkan kepada anak bahwa gadget itu bukan cuma buat main saja, tapi bisa untuk kerja, membaca, berbagi dan memberi informasih dsb
sayangnya ya, sejak kecil adik-adik kita kenal hape sebagai mainan
jadinya yaa
suka deh sama kesimpulannya. aku juga ngerasa sebenarnya minat baca kita masih lumayan kok. hanya saja untuk kemampuan untuk memahami dan memastikan kebenaran yang dibacanya masih masih rendah. perlu terus diingatkan untuk selalu berhati-hati saat membaca dan memastikan kebenarannya. kadang perasaan excited atau penasaran terhadap berita yang dibaca yang bikin langsung percaya dan langsung disebarluaskan.
Setuju. Sebenarnya masyarakat kita masih banyak yang mau baca. Sayangnya kontennya banyak yang kurang berkualitas. Kaya portal berita itu kan banyak yang gak banget, clickbait juga kan. Makanya sebisa mungkin harus memperkenalkan literasi digital
Di internet tuh terlalu banyak akun anonim yang suka menyebar kebencian dan hoax, dan sayangnya jumlahnya lebih banyak dari yang memberikan informasi pemahaman. Hal ini nih yg membuat literasi digital mengalami proses yang lamban, bener2 nggak semuanya punya akses untuk memahami kembali informasi juga, sih. Maka dr itu ya keluarga penting sekali perannya dlm perihal literasi digital ini
Tapi memang derasnya arus informasi kini menyulitkan orang untuk menyaring mana berita yang bener dan mana yang hoax yaa..
Sedih banget kalau membaca sesuatu hal, malah membuat resah banyak orang.
Hasil penelitiannya kok bikin nyesek ya, Mbak? Semena-mena sekali bilang hanya 1 org yg membaca dari 1000 org di Indonesia. Penasaran dengan metode penelitian dan sampling errornya. Meskipun memang minat baca amat rendah di negeri ini, saya kira tidak separah itu perbandingannya. Terlebih dengan maraknya buku digital bermutu yang bisa diakses dengan mudah, saya yakin orang-orang yg sebelumnya enggan baca, sekarang berevolusi menjadi pembaca buku garis keras. eaaa…
Alhamdulillah sudah mengajarkan literasi digital kak tapi saya batasin pemakaiannya yaitu 3 jam saja hehe mereka bebas baca di aplikasi membaca yang ada di gadget.
Bener banget kalo mau perubahan literasi pada generasi mendatang harus dimulai dari kita sendiri dulu, keluarga kita dulu ya mbak. Semangat literasi
Alhamdulillah dapet masukan yang bikin melek lagi, makasih bunda sudah mengingatkan pentingnya literasi digital. Di rumah ngak ada anak kecil sih, tapi persiapan nih buat jaga-jaga jadi sudah menyiapkan diri
Anak2 memang sgt butuh literasi digital. Contoh utama harus dilakukan oleh orangtuanya. Semangat ya para orangtua mendampingi perkembangan literasi anak.
Anakku msh 3 thn sih mba jadi belum ta kenalkan. Eh tapi udah kenal kartun di youtube masuk literasi digital juga ya hehehe
Intinya kendali tetap ada di ortu kan ya
Bener banget, menyaring informasi itu butuh kecakapan tertentu. Ga asal diterima mentah aja apa yang dibaca. Apalagi zaman teknologi informasi kayak gini. Banjir informasi