Hello, Bunda?
Sudahkah anak-anak Bunda gemar membaca?
Menurut riset UNESCO tahun 2014, rata rata anak membaca 24 halaman buku tiap tahun. Ops!!! SATU TAHUUN?
Pantesan literasi Indonesia, menurut riset Central Connecticut State University 2016, berada di tingkat kedua terbawah dari 61 negara, hanya satu tingkat di atas Botswana.
Padahal nih, Indonesia berada di urutan teratas dalam penggunaan internet dan media sosial. Ironi banget kan? Nggak heran deh bila berita sampah, berita bohong (hoax), dan berita palsu (fake news) tumbuh subur di masyarakat kita.
Lantas, apakah itu berita buruk? Enggak juga.
Kita termasuk negara yg paling aktif ngetweet dan bermedia sosial. Saya (mungkin juga Bunda yang lain) adalah orang tua yang tumbuh besar di era industri dengan sistem pendidikan yg dirancang untuk memenuhi kebutuhan di industri. Sementara anak-anak kita besar di era informasi, yang tentu saja punya kebutuhan berbeda dari “jaman” kita.
Empat Keterampilan Utama dalam Berliterasi
Terdapat 4 ketrampilan utama yang harus dikuasai anak-anak yaitu kemampuan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keempatnya berkaitan erat dengan kemampuan literasi. Terus, apa sih literasi itu?
Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Tapi kemampuan literasi ini tidak serta merta ada saat anak lahir. Guru dan orang tua harus bisa menumbuhkan kemampuan membaca dan menulis pada anak-anak.
Sebenarnya makna literasi lebih luas dari sekedar bisa baca tulis. Orang yg literate punya kemampuan untuk menggunakan kemampuan membaca dan menulis dalam konteks sosial yang tepat. Itu sebabnya kita mengenal istilah media literacy, computer literacy, atau citizenship literacy.
Lalu, Kapan Sebaiknya Kita Mengajari Anak Membaca?
Sebenarnya membaca dan menulis adalah kemampuan berbahasa yang tumbuh setelah kemampuan mendengar dan berbicara. Saya masih ingat saat si sulung masih bayi dan sering terbangun saat malam, kemudian suami saya dengan senang hati mengajaknya ngorol (jawanya=ngudang). Barusan saya tahu jika ternyata saat itu adalah awal mula bayi saya belajar berkomunikasi dan peran ayah ibunya sangat diperlukan untuk menumbuhkan literasi.
Untuk pandai berkomunikasi anak harus dapat menyampaikan perasaannya, pikirannya dan pendapatnya, tentu saja lewat kata-kata. Semakin banyak ayah dan ibu berbicara dengan anak, makin banyak pula kosa katanya. Ini hanya salah satu contoh bahwa banyak hal mendasar yg harus dikuasai sebelum anak bisa membaca dan menulis. Selain itu, perhatikan juga apakah anak merasa bahwa kegiatan membaca berguna bagi dirinya.
Saat ini si sulung sudah berada di sekolah dasar. Perkembangan bahasanya juga cukup pesat. Kemampuan membacanya lumayan lancar, padahal saya tidak pernah mengajarinya untuk membaca buku, saya lebih suka mengajaknya melihat-lihat isi buku sembari menceritakan isinya. Sedangkan sang ayah tak pernah lelah mengajaknya bercakap-cakap sepanjang hari. Dan benar saja, hasil tak pernah menghianati usaha.
Hal Praktis yang Dapat Menumbuhkan Kegemaran Membaca Pada Anak
Banyak orang tua yang mungkin sudah sadar tentang peran penting keluarga dalam menumbuhkan dan membudayakan kemampuan membaca pada anak. Menurut Ibu Tia, sebenarnya ada hal-hal praktis yang bisa kita lakukan di rumah untuk membudayakan kegiatan membaca bersama anak.
1. Menyediakan Berbagai Jenis Buku
Hal pertama yang harus dilakukan untuk menumbuhkan kegemaran membaca pada anak adalah dengan menyediakan berbagai jenis buku di rumah yang mudah diakses anggota keluarga. Lebih bagus lagi jika ada perpustakaan mini di rumah.
Sayangnya saya belum punya books corner yang bisa diakses keluarga di rumah. Tapi alhamdulillah ada rak buku yang menandakan jika saya telah menyediakan buku di rumah.
2. Mengakrabkan Kegiatan Membaca Kepada Anak
Hal praktis berikutnya yang dapat menumbuhkan kegemaran membaca pada anak adalah menjadikan membaca sebagai salah satu kegiatan yang hangat dan akrab antara anak dan orang tua, berapapun usia anak. Bahkan sejak bayi saya telah mengenalkan buku pada anak. Alhamdulillah sekarang mereka akrab dengan buku, si kakak suka sekali membaca (komik).
3. Membiasakan Membaca
Membiasakan membaca untuk memenuhi rasa ingin tahu anak, baik mengenai pertanyaan maupun hal-hal yang ia minati. Saya juga lebih suka membelikan buku pengetahuan atau eksperiman untuk anak-anak sehingga muncul berbagai pertanyaan saat mereka membacanya.
4. Membiasakan Anak Melihat Orang Tua Membaca
Like father like son, apa yang dilakukan anak itulah yang dicontoh dari orang tuanya. Mana bisa anak suka membaca jika ayah dan bundanya tidak pernah membaca. Jadi, membiasakan anak melihat orang tua membaca juga dapat menumbuhkan kegemaran membaca pada anak lho. Lebih seru lagi kalau orang tua memiliki hobi yang sama dengan anak.
5. Membiasakan Sharing
Mana mungkin anak bisa bersikap kritis jika kemampuannya tidak diasah. Membiasakan sharing tentang apa saja di dalam keluarga juga bisa menumbuhkan kegemaran membaca pada anak. Membaca namun kurang kritis juga kurang baik, bukan?
Nah, itu dia 5 hal praktis yang dapat menumbuhkan kegemaran membaca pada anak. Membaca itu banyak manfaatnya dan salah satunya mengatasi sifat mudah lupa. Bagaimana dengan Bunda? Bagaimana cara Bunda menumbuhkan kegemaran membaca pada anak?
15 Komentar. Leave new
[…] Baca juga: Menumbuhkan Kegemaran Membaca Anak […]
[…] membawa mainan dari rumah, Bunda bisa mengajak anak-anak ke agrowisata untuk bermain sambil belajar bersama keluarga dengan memanfaatkan apa saja yang ada di tempat wisata. Misalnya memberi makan […]
[…] Baca juga: Menumbuhkan Kegemaran Membaca pada Anak […]
Yang nomor empat itu…nyentil hehehe. Perubahan selalu mulai dari diri sendiri ya Bun. Kata pak Gandhi, be the change you want to see in the world.
Baiklah…semangat membaca!
kedua anakku suka membaca
Dari ketiga jagoan, perlakuan sama tapi yang mengikut jejak suka membaca hanya bungsu. Betah berjam-jam membaca. Positifnya Alhamdulillah niatan nggak menjadikan mereka berkacamata alhamdulillah berhasil. Karena keluarga besarku berkacamata semua
Alhamdulillah, di rumah kami menerapkan hal-hal di atas. Anak-anak juga suka sekali membaca dan setiap pekan kami ke perpustakaan dan meminjam buku seabrek.
Alhamdulillah, Dani dan Dika suka membaca. Saya dan suami adalah pecinta buku, sehingga anak-anak bisa ngelihat buku di mana-mana. Bahkan di mobil, selalu ada satu buku yang belum selesai dibaca. Semoga hobi mereka tetàp bertahan walau jauh dari ortunya, ya
Orangtua adalah role model bagi anak-anaknya. Kelihatannya memang sulit membiasakan anak suka membaca kalau orangtuanya sendiri malas membaca, ya. Kalau aku – biasa deh, ya, anak-anak kan sukanya bertanya melulu, aku tunjukkan informasinya baik dari buku atau internet, tapi meminta anak membacanya sendiri. Dengan demikian mereka tahu, bahwa informasi luas dapat mereka peroleh kalau mereka mau membaca.
Sejauh ini sih, kesukaan anak-anak membaca belum segila aku dulu, ya. Ini masih dalam tahapan diajak supaya lebih suka lagi.
Tips intinya membiasakan ya mb dgn membaca. Mengajak anak-anak untuk membaca gmpng-gmpng sulit. Klu aq lbh senang mngajak anak ke perpus jd mereka bs melihat dan membaca buku2 yg diinginkan skalian bersosialisasi dengan perpus, melihat koleksi buku dan suasana perpus.
Mkasih mb tips nya juga menarik untuk diterapkn.
sama-sama, aku juga lama nih gak ke perpus sama anak2
Anakku yang gede dulu suka membaca, skrg dia lebih suka ngeyutub dan bikin musik digital. Kalo yang kecil masih dalsm tahap pembentukan hobi membaca mba. Semoga makin tetarik dia
wah udah beralih ke yutube yam hehe
Sejak kecil, aq membiasakan anak-anak membaca, apalagi ada banyak buku yang menarik, sayangnya setelah mengenal gadget, buku mulai ditinggalkan
Dulu zaman anak-anak masih kecil smp SMA mereka pada hobby baca tuh. Kesini-sini, yang bungsu yang masih hobby baca. Sepertinya yang sulung lebih menekuni hobby yang lain…