Menjadi seorang narablog tidaklah pernah saya bayangkan sebelumnya. Seperti tiba-tiba aja gitu, ehm… seperti mimpi, apalagi ketika saya bisa menghasilkan pundi-pundi melalui blog. Bagaimana ceritanya saya bisa punya blog bundaeni.com? Dan apa alasan saya memilih nama domain tersebut dan layaknya menulis diary di bundaeni.com?
Yuk, lanjutin bacanya ya. Karena menurut saya ceritanya agak sedikit aneh atau unik ya? Ah, entahlah.
Etapi, sebelum saya lanjutkan ceritanya, alangkah baiknya jika saya share sedikit tentang Kelas Growthing Blogger 2 tadi malam. Pematerinya adalah Bambang Irwanto penulis cerita anak yang juga narablog. Materi tadi malam adalah Storytelling pada Tulisan di Blog. Dan kali ini saya ingin mencoba mengaplikasikan pada curhatan saya tentang memilih nama domain bundaeni.com.
Nanti ya, kapan-kapan akan saya share materinya di postingan terpisah biar nggak ngantuk baca tulisan saya yang terlalu panjang. Hehe.
Boleh dong ya saya cerita sedikit awal mula menulis blog. Bismillah… semoga ada secuil kisah saya yang bisa menginspirasi para pembaca sekalian.
Berawal dari Hobi Membaca dan Menulis
Sejak kecil hobi saya membaca dan menulis. Kata ibu saya bisa membaca sejak usia 3 tahun. Saya senang kalau ibu mengajak saya ke pasar atau jalan-jalan ke luar rumah. Akan ada saja tulisan yang menarik untuk saya eja dan baca.
Melihat tulisan di papan iklan di pinggir jalan adalah sebuah kebahagiaan buat saya waktu kecil. Rasanya huruf-huruf itu menari-nari dan ingin saya baca keras-keras.
Saya pun ketagihan membaca dan sering meminjam komik atau majalah di perpustakaan kampung. Waktu itu biaya peminjamannya 100 rupiah per buku selama 3 hari. Alhamdulillah, gayung bersambut, ibu membelikan majalah bobo dan langganan setiap bulan. Wah, saya senang sekali dan tidak akan bisa melupakan kebaikan ibu.
Pun ketika SMP dan SMA, saya dijuluki kutu buku karena setiap istirahat lebih suka ke perpustakaan. Di kelas pun tidak jarang saya membaca novel yang saya sembunyikan di bawah meja. Bagi saya cerita Harry Potter lebih menarik daripada dongeng bu guru tentang sejarah Indonesia. Hahaha… Tidak heran jika nilai pelajaran sejarah saya di bawah rata-rata.
Nah, saat kuliah saya bergabung dengan komunitas penulis di kampus dan mulai menggemari novel-novel dari cerita kehidupan rumah tangga. Saya paling suka membaca karya Bunda Asma Nadia. Tulisan Bunda Asma ini selalu sesuai dengan isi hati saya. Kalau baca tuh rasanya “iya nih, bener banget nih” pokoknya saya banget gitu.
Waktu kuliah pun saya mengenal friendster dan multiply. Dari situlah saya belajar menulis blog, tapi waktu itu isinya curhat doang, hehehe. Belum paham bagaimana cara menulis artikel dengan benar. Lalu, saya sibuk nulis skripsi dan nyambi kerja di SD swasta dekat rumah. Nulis blog pun terlupakan.
Mulai Serius dengan Blog Setelah Menikah
Setelah menikah, saya mengajar di MTs swasta deket rumah suami. Meskipun sudah nggak pernah nulis blog lagi tapi saya masih bergabung dengan group Ibu Ibu Doyan Nulis (IIDN). Kalau kalian ingin tahu apa itu IIDN, bisa baca postingan saya disini. Melalui lomba menulis yang saya ikuti di IIDN itulah kemudian hobi menulis saya kembali bangkit.
Saya bikin blog lagi di wordpress karena yang di multiply kan udah gulung tikar ^_^ tetap saja isinya curhat. Alamat blog pertama saya di wordpress yaitu bundadzakiyyah.wordpress.com. Saya menggunakan nama ini karena anak pertama saya bernama dzakiyyah. Berhubung isinya curhat ya sudah saya beri nama bundadzakiyyah saja, maksudnya curhatan bundanya Dzakiyyah.
Nah, di MTs ini setiap hari langganan Koran Surya. Saya ikut membacanya dan tertarik dengan rubrik citizen jurnalis. Jadi, siapa saja bisa menulis di situ dan fotonya juga terpampang. Pasti asik nih kalau foto dan tulisan saya bisa tampil di situ. Pikir saya saat itu. Lagipula, syaratnya juga mudah cukup mengirimkan liputan dengan jumlah 350 kata.
Saya pun melakukan teknik Amati, Tirukan, Modifikasi (ATM), yaitu mengamati beberapa tulisan di Harian Surya, menirukan struktur tulisannya, dan memodifikasi isinya. Baru sekali kirim tulisan saya langsung terbit. Yeaay… saya pun dengan bangga menunjukkan karya pertama saya di media tersebut kepada murid-murid saya. Untuk memotivasi mereka bahwa menulis itu asik dan menyenangkan.
Liputan pertama saya di Harian Surya tersebut berjudul Jika Mak Kecanduan Menulis, tulisan singkat tentang IIDN dimana saya bergabung di dalamnya.
Saking senangnya saya pun mengunggah tulisan saya di media tersebut ke Instagram. Lalu, salah seorang anggota blogger Malang Citizen membacanya dan mengajak saya bergabung. Yaitu mbak Ivon, pendiri komunitas Blogger Kodew Malang dan pengelola blog https://aurabiru.com.
Saya pun bergabung dengan Komunitas Blogger Malang Citizen. Dari sinilah kemudian saya mulai serius menulis blog dan tahu bahwa blog bukan cuma buat curhat tapi juga bisa menghasilkan cuan.
Kalau dibilang saya terjerumus ya nggak benar juga sih. Terjerumus itu kalau dalam KBBI Daring artinya jatuh dalam kesengsaraan. Sedangkan saya sama sekali nggak merasa sengsara ketika memiliki blog. Malah sangat bersyukur sekali. Jadi, bisa dibilang kalau saya tersesat ke jalan yang benar, hehehe.
Memilih Nama Domain
Setelah bergabung dengan Malang Citizen, saya pun mulai bergabung dengan komunitas narablog lainnya. Dari teman-teman narablog inilah saya tahu apa itu sponsor post, content placement, dan pekerjaan untuk narablog lainnya.
Saya jadi tahu kalau mau serius ngeblog kita bisa dapat uang. Inilah motivasi kedua saya untuk serius menulis di blog, yaitu untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Saya pun memantapkan hati untuk membeli domain dan mengubah blog saya menjadi Top Level Domain (TLD). Lalu, saya resign dari pekerjaan saya di MTs dan fokus menulis di blog dan menjadi momblogger.
Untuk nama domain, blog Top Level Domain (TLD) pertama saya adalah bundadzakiyyah.com dengan alasan anak saya bernama Dzakiyyah. Sempat mikir beberapa hari sih saat memilih nama domain ini. Waktu itu juga ada beberapa teman yang menyarankan untuk menggunakan nama ini karena sama dengan nama media sosial saya.
Saya juga ingin menggunakan blog ini untuk curhat sehari-hari dan menuliskan pengalaman saya belajar parenting. Eh malah dapat job content placement dan sponsor post dengan berbagai tema, jadilah blog ini isinya gado-gado alias lifestyle blog. Wkwkwkk…
Kalau ditanya, apa yang saya inginkan dari blog bundadzakiyyah.com, rasanya saya belum bisa menjawab dengan pasti selain ingin berbagi tips, pengetahuan, dan pengalaman kepada pembaca. Selain dapat penghasilan tambahan, tentu saja.
Ingin Punya Blog Parenting dan Kesehatan
Seiring berjalannya waktu, saya ingin punya blog yang berniche khusus yaitu parenting dan kesehatan. Saya pun beli domain lagi yaitu bundaeni.com dengan platform wordpress.
Sama seperti blog pertama, memilih nama domain untuk blog kedua ini juga berhari-hari. Pengennya sih nama saya enirahayu.com gitu, tapi kata teman saya kurang menjual, hehehe. Lalu, saya pun memilih bundaeni.com karena lebih simple, mudah diingat, dan awalan kata “bunda” pas untuk niche parenting.
Melalui blog kedua ini, saya ingin sekali menuliskan pengalaman belajar parenting. Saya pikir dengan menuliskannya di blog, selain bisa berbagi ke pembaca juga bisa menyimpan ilmu parenting yang pernah saya dapatkan. Jadi, saya bisa membukanya sewaktu-waktu jika suatu hari nanti lupa.
Kadang saya juga menulis diary di bundaeni.com. Kesibukan sebagai ibu rumah tangga yang juga punya usaha alat tulis membuat saya tidak sempat menulis di buku harian. Saya pikir tidak ada salahnya jika curhatan saya pindah ke blog saja. Seperti curhatan saya tentang pengalaman mengatasi mag pada anak. tulisan saya benar-benar mirip di buk diary, hehe.
Sempat Ingin Berhenti Ngeblog
Untuk bisa mendapatkan penghasilan dari blog saat itu Domain Authority (DA) blog ada minimalnya. Punya saya masih 1 (satu) waktu bergabung dengan komunitas blogger. Agar bisa cepat naik harus rutin menulis dan blogwalking. Waktu awal ngeblog saya juga belum mengenal SEO jadi nulis apa adanya mengalir begitu saja. Kalau sekarang saya baca tulisan lama ya sambil senyum-senyum, geli aja dengan gaya bahasanya yang masih cupu, wkwkwk.
Tapi, seiring berjalannya waktu ada yang berubah dari dunia blog. Dulu saya mati-matian mengejar DA agar bisa naik, sudah sampai DA30 dan fee yang saya terima lumayan. Sekarang? DA tinggi bukan jaminan untuk dapat fee yang tinggi pula, apalagi kalau kita tidak punya standar atau blog rate, lalu kemampuan menulis itu-itu aja.
Beberapa teman blogger ada yang mengeluhkarena DA turun drastis. Saya pun pernah sampai pada titik lelah, tidak lagi mengejar DA untuk mendapatkan fee. Pernah juga malas nulis karena ternyata walau rajin nulis DA tak kunjung naik karena algoritma google telah berubah.
Oleh karenanya harus terus mengupgrade diri agar lebih baik lagi dalam menulis. Blog pun diperbaiki agar kualitasnya lebih baik, misalnya dengan ikut kelas SEO bersama pemateri yang ahli di bidangnya.
Kembali ke Motivasi Awal Menulis
Saat DA turun drastis, beberapa hari bahkan bulan saya memikirkan hal tersebut. Apa saya sudahi saja blog saya?
Tapi ternyata saya berpikiran lain. Kalau saya pikir-pikir awal saya nulis blog tuh ingin curhat, siapa tahu dari curhatan tersebut saya bisa menginspirasi banyak orang. Memang, pernah punya niatan lain yaitu dapat penghasilan lebih dari blog, tapi rasanya alasan tersebut tidak bisa saya jadikan pegangan.
Jadi, kalau ditanya mengapa menulis blog? Selain sebagai terapi jiwa saya juga menyalurkan 2000 kata perhari agar bisa tetap waras. Terutama di masa pandemi seperti ini. Kalau berpikir tentang uang, rasanya kok tidak ada habisnya ya.
Saya kembalikan lagi mindset saya seperti saat awal membuat blog. Agar bisa terus menyalurkan hobi menulis, berbagi pengetahuan kepada para pembaca. Kalaupun dari blog ini saya bisa menghasilkan uang, anggap saja itu rezeki tak terduga dari Allah SWT.
4 Komentar. Leave new
Yeayy, semangaaattt selalu ya mba Eniii
aku seneng baca artikel2 slice of life kayak gini.
Hwaitiiing!
Aku juga pernah mba, ngalamin yang namanya DA udah tinggi trus anjlok. Sedih banget, naikinnya syusaahh..
motivasi untuk menulis memang bermacam-macam.. mulai untuk buku harian, hingga promo online.. tergantung niat masing-masing…. dan menurut saya, artikel tulisan mbak Eni keren-keren…
semangat nulis bun, semoga yang baca makin banyak biyar ada iklannya dari google