Sikapi Diare Tanpa Panik – Emang bisa, anak diare tapi bunda enggak panik? Harusnya sih bisa dan memang nggak boleh panik loh, Bun! Tapi kasih sayang ibu terlalu besar sehingga ketika anak sakit “apapun” biasanya mudah panik. Terutama saat anak tampak lemas dan tak berdaya. Ya nggak, Bun?
Dulu saat masih pertama kali punya anak, saya juga mudah panik saat anak sakit. Tapi alhamdulillah seiring berjalannya waktu dan mendapatkan banyak pengalaman saya sudah mulai lebih tenang sekarang.
Seperti beberapa waktu lalu saat Aira, anak bungsu saya, terkena diare. Awalnya sih dia muntah-muntah hingga tiga kali sehari, malamnya panas dan keesokan harinya diare. Setelah saya amati makanan yang dia konsumsi sebelum muntah adalah yogurt. Mungkinkah minuman probiotik itu yang menyebabkan Aira diare?
Sikapi Diare Tanpa Panik
Nah, kebetulan sekali pada Selasa, 18 Februari 2020 saya pernah mengikuti diskusi smart parenting via whatsapp bersama komunitas senyum anak. Waktu itu temanya “Sikapi Diare Tanpa Panik” bersama dr. Muhammad Fahrul Udin, Sp. A, M. Kes (pendiri Komunitas Senyum Anak). Oiya, sebelumnya saya juga pernah mengikuti Kulwap dengan tema “Bayiku Jerawatan? Mengenal Berbagai Kelainan Kulit pada Bayi“.

sumber: Komunitas Senyum Anak
Menurut dr. Udin, untuk membahas diare harus paham dulu tentang penyebabnya sehingga pencegahannya lebih mudah. Bener banget… karena saat saya memeriksakan Aira ke dokter, Bu Dokternya mengatakan kalau anak saya ini salah makan sesuatu. Terdengar dari gerakan ususnya yang cepat sehingga usus mencoba mengeluarkan makanan tersebut sesegera mungkin. Saya hanya manggut-manggut saja berusaha mencerna kalimat Bu Dokter. Hehehe
Kenali Penyebab Diare
Penyebab diare secara umum bisa dibagi menjadi INFEKSI dan NON-INFEKSI. Kalau infeksi, berarti ada mikroba atau kuman yang menyerang tubuh si kecil, misalnya bakteri, virus (paling sering), jamur, atau parasit (cacing). Sedang penyebab NON-INFEKSI biasanya karena alergi dan faktor psikologis, tidak jarang juga karena intoleransi terhadap jenis makanan tertentu.
Nah, kemungkinan Aira nih karena intoleransi pada susu fermentasi. Tiga minggu sebelumnya Aira juga sakit perut karena mengonsumsi yogurt dan milkuat (susu yang rasanya asam itu loh).
Sekarang yang jadi pertanyaan, darimana biasanya penyebab Infeksi ini masuk ke pencernaan anak?
Jalur masuk infeksi paling sering memang melalui serangkaian proses mencerna makanan, yaitu sejak dari mulut. Oleh karena itu, sangat penting bagi Bunda untuk memperhatikan kebersihan segala sesuatu yang akan masuk ke dalam mulut anak.
Aira juga punya kebiasaan seperti ini sih. Memasukkan barang ke mulut, seperti tanpa sadar gitu. hiks..
Menurut dr. Udin ada 4 hal penting yang harus diperhatikan untuk mencegah masuknya kuman penyebab infeksi pada diare anak:

sumber: Komunitas Senyum Anak
Keempat hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh para orang tua, dalam mencegah infeksi saluran cerna anak.
Jadi untuk memahami diare, penting sekali para orang tua mengetahui penyebabnya lebih dulu. Terutama poin keempat, seringkali kita hanya berusaha mencari penyebab diare dari jenis makanan dan asal makanan saja, padahal kebersihan wadah tempat kita makan juga dapat mengkontaminasi makanan kita loh?!
Ayah-bunda juga perlu tahu jikaย membedakan penyebab diare membutuhkan pemeriksaan laboratorium yang cukup kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup panjang. Namun, dokter telah mempelajari sejak lama, bagaimana ciri-ciri beragam penyebab diare pada bayi.
Terpenting adalah Bunda mampu mengenali gejala awal diare dan memberikan penanganan pertama sebelum membawa si kecil ke pelayanan kesehatan terdekat.
Apakah Diare menular?
Mungkin ayah-bunda juga seperti saya yang seringkali bertanya-tanya, apakah diare menular?
Menurut dr. Udin, diare merupakan penyakit yang sejak lama dikenal sebagai penyakit menular. Jauh sebelum teknologi dan penemuan dunia medis semaju sekarang, Diare telah menjadi masalah kesehatan yang sangat mengancam jiwa, bukan hanya pada anak-anak, tapi juga orang dewasa.
Diare menular yang dimaksud adalah penyebab infeksi. Biasanya melalui alat makan dan sumber air yang tercemar. Oleh karena itu, pahami dengan baik bahwa kebersihan diri dan lingkungan adalah awal dari keluarga yang sehat dan sejahtera, terutama bagi anak-anak kita.
Diare yang menular ini mayoritas disebabkan oleh virus, bakteri maupun parasit seperti cacing.ย Meskipun kadang diare dapat disebabkan oleh hal yang tidak menular, seperti alergi terhadap makanan tertentu
Jadi, jika anak diare sepatutnya kita pikirkan juga bahwa bisa saja diare bukan karena infeksi semata tapi juga jenis makanan yang dikonsumsi mengalami penolakan atau alergi. Oleh karenanya makanan tersebut harus dikeluarkan oleh tubuh melalui mekanisme diare.
Apa itu Diare? Kapan kita bisa menyebut anak sedang mengalami diare?
Agar bunda tidak panik saat anak diare, kayaknya penting banget mengetahui definisinya.

Diare adalah peningkatan kadar cairan dalam feses melebihi normal, sekitar 10 mL/kgBB/hari. Biasanya, kondisi ini disertai dengan peningkatan frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali bahkan bisa sampai lebih dari 20 kali.
Kenapa BAB tiba-tiba lebih encer dari biasanya?ย
Kondisi โkelebihan airโ pada diare ini dapat disebabkan oleh respon tubuh untuk mengeluarkan racun atau kuman yang dianggap berbahaya oleh tubuh.
Pada dasarnya diare adalah reaksi pertahanan tubuh secara mekanis untuk โmenyiramโ segala hal yang bersifat merusak pencernaan si kecil agar tidak terserap masuk dan tersebar ke tubuh si kecil. Proses ini sebenarnya adalah peradangan pada permukaan usus, sehingga seperti peradangan lainnya.
Gejala awal diare seringkali berkaitan dengan demam, nyeri perut, dan rasa tidak nyaman pada perut anak.
Tugas bunda adalah mampu mendefinisikan gejala diare paling awal dan tugas dokter untuk menentukan penyebab dan memberikan pengobatan yang sesuai.
Namun, hati-hati ya Bunda! Jika pada kotoran diare si kecil tampak seperti air cucian beras dan mencapai lebih dari 20 kali serta atau ada darah, maka kemungkinan besar diare pada si kecil disebabkan oleh infeksi bakteri. Hal tersebut akan memerlukan pengobatan yang lebih panjang.
Terutama pada diare yang dalam kurun waktu kurang dari 24 jam sudah mencapai 15 kali atau lebih. Jangan ragu untuk mencari pertolongan segera ke IGD karena dehidrasi yang tidak tertangani bisa menjadi cukup fatal ya, Bun!
Apakah bisa penyakit diare datang bersamaan dengan gangguan kesehatan anak yang lainnya?
Hal ini sangat mungkin terjadi ya Bunda. Diare itu seperti โpanasโ, kita dapat menemukan demam atau panas pada hampir seluruh penyakit, baik pada anak maupun dewasa dan lansia.
Misalnya saja pada demam berdarah dengan tingkat keparahan tertentu, diare dapat muncul sebagai penyerta yang tidak jarang terjadi. Atau pada demam tifoid (tipes) misalnya juga hampir pasti disertai gejala pencernaan yang salah satunya Diare.
Apa yang terjadi jika Diare tidak tertangani dengan baik?

sumber: Komunitas Senyum Anak
Dalam dunia medis klinis kedokteran, cukup banyak hal yang dapat terjadi pada pasien dengan diare yang tidak tertangani dengan baik. Tapi yang selalu terjadi pertama kali adalah kehilangan cairan dalam jumlah besar atau dehidrasi.
Tubuh anak memiliki presentase jumlah cairan yang lebih banyak daripada orang dewasa. Maka dari itu, kehilangan cairan dalam jumlah tertentu memiliki efek yang signifikan bagi anak. Terutama pada sistem sirkulasi darah karena berkurangnya volume cairan yang dapat mengakibatkan pompa jantung dan peredaran darah tidak optimal.
Kalau anak saya sudah menunjukkan gejala diare seperti di atas, apa yang harus dilakukan?
Pertama, Jangan Panik ya bunda! Kalau bunda panik, segalanya akan terlihat lebih buruk dari yang sebenarnya. Pastikan anak terhidrasi dengan baik dulu karena pada dasarnya bukan diare yang menyebabkan perburukan kondisi tapi dehidrasi sebagai akibat dari kehilangan cairan dalam jumlah yang besar.
Perlu diingat juga ya, Bunda! Semakin muda umur, maka presentasi cairan tubuh makin besar. Jadi, kehilangan cairan misal 100 cc pada anak-anak efeknya jelas beda dengan kehilangan 100 cc pada orang dewasa.ย Pemberian cairan pada bayi dan anak-anak pada dasarnya sama, yang membedakan adalah kuantitas dan rentang waktu pemberiannya.

sumber: Komunitas Senyum Anak
Jika dapat dipastikan anak/bayi masih mau minum dengan lahap, hal ini menunjukkan tengah mengalami dehidrasi ringan-sedang. Dehidrasi ringan-sedang hanya diberi pengobatan cairan melalui per oral. Pada bayi (<12 bulan) pemberian 70 ml/Kg diberikan selama 5 jam.ย Sementara pada anak (>12 bulan) diberikan dengan jumlah yang sama, selama 2,5 jam.
Berarti kalau untuk Aira (5 tahun, 10kg)) harus diberikan cairan sebanyak (70×10) yaitu 700 ml selama 2,5 jam.
Kata dr. Udin lagi, hitungan ini tidak boleh diterapkan untuk pemberian cairan IV (intravena) ya, hitungannya beda lagi soalnya. Ini mah yang paham para seonsaengnim ya, hehehe.
Bunda juga jangan ragu memberikan lebih banyak cairan jika bayi/anak minta minum lebih. Penting untuk diingat, muntah bukan alasan untuk menghantikan pemberian minum pada si kecil. Masalahnya adalah jika anak muntah dalam posisi terbaring karena bisa menyebabkan muntahan masuk ke saluran nafas.
Apakah masih perlu dibawa ke dokter jika penanganan hanya sebatas pemberian cairan?
Tentu saja Bunda! Dokter akan mengevaluasi status hidrasi bayi/anak yang mengalami diare, melihat kembali apakah pasien membutuhkan obat-obatan tertentu, atau bahkan memerlukan pemeriksaan penunjang/laboratorium tambahan.
Lalu, apakah boleh antibiotik diberikan pada anak diare?
Menurut dr. Udin, jika melihat ke dalam data, 60% dari pasien anak dengan diare disebabkan karena virus. Hal itu berarti jika ada 10 pasien diare yang berobat ke saya hari ini, maka 6 diantaranya hanya disebabkan oleh virus. Seharusnya diare dapat sembuh sendiri tanpa pemberian obat-obatan yang terlalu banyak.
Dengan kata lain, hanya sedikit saja pasien yang benar-benar membutuhkan antibiotik ketika terserang diare. Sedangkan 4 pasien anak lainnya pasti akan sembuh dengan antibiotik yang diberikan pada pertemuan kedua atau ketiga, jadi bukan saat pemeriksaan pertama kali. Pastinya kita ngga mau kan anak-anak over diagnosis dan juga over obat-obatannya
Saya jadi ingat saat Aira sakit perut akhir Februari lalu. Saya membawanya ke dokter dan diberikan antibiotik pada kunjungan kedua setelah Aira tidak kunjung sembuh.
Apakah anak saya hanya boleh banyak minum ketika diare?
Diare tidak seharusnya merubah pola makan anak, terutama jika ia memang lapar. Makan tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Namun tekstur makanan sebaiknya yang mudah dicerna, mengingat kondisi usus/pencernaan yang sedang bermasalah.
Hindari pemberian makanan berserat seperti buah dan sayur, memiliki kandungan asam atau pedas dan berbau tajam. Hindari pemberian jus atau cairan isotonik (minuman olahraga) dengan iming-iming mengembalikan elektrolit. Memang ada elektrolitnya, namun beberapa jenis minuman ternyata terlalu kental untuk diserap usus dan malah memperburuk diare anak.
Nah, itu dia cara menyikapi diare tanpa panik. Lebih baik jika ayah-bunda lebih tenang sehingga anak dapat tertangani dengan baik. Semoga sedikit pengetahuan yang saya bagikan ini bermanfaat untuk ayah-bunda sekalian ya.
Yuk, sharing di kolom komentar cara ayah-bunda mengatasi anak-anak yang pernah terkena diare ^_^
15 Komentar. Leave new
Pernah dulu panik banget anakku diare warna ijo ๐ญ. Ternyata kena virus.. huhu
Huhu jadi inget dulu anakku diare sampe dirawat mak, karena ya itu udah lemes banget, gak bisa masuk makan dan minum, belum pipis dari pagi sampai sore. Alhamdulillah dapat penanganan yang tepat bisa segera menghentikan diare…
Aku baru tau kalo ada diare yang menular, mbak.
Pasti stres dan panik kalo anak ada yang “aneh” dikit aja
AKu udah panik duluan mbak kalau anak diare. Dulu pas io kecil soalnya pernah sampe dirawat, bermula dari diare malah jadi infeksi saluran cerna. Duh itu poteq banget hatiku, tapi emang kunci menangani anak sakit tuh ya tetep tenang ya mbak
Di antara seluruh penyakit anakku, paling takut kalau sudah kena diare. Karena cepat sekali kondisinya menurun dan berat badannya drop.
Sebaiknya memang nggak boleh panik ya … kita kaum ibu nih yang kadang menganggap penyakit anak sesuatu yg besar dan jadinya tidak bisa berpikir dan bersikap tenang.
Yes banget mba dulu waktu anakku diare buru-buru saya bawa ke RS. Mikirnya segera tertangani. Tp klu tahu cara pertolongan pertama kan gk bikin gupuh dan panik ya mba… Pengalaman saat anak2 kecil, hehe
Waduh paling susah itu yg masalah tidak panik. Saya orangnya mudah gemeteran pula. Masih ingat dulu ketika bungsu saya diare waktu umur dua tahunan.
Saya lemesnya minta ampun gara gara gemeter panik. Kalau saya ingat ingat, kesalahan saya waktu itu adalah makin panik saat dia muntah. Trus saya malah takut ngasih minum. Maksudnya biar tidak muntah lagi.
Padahal ternyata, muntah bukan alasan untuk menghentikan memberi asupan ke anak.
Artikel penting nih mbak
Susah memang untuk nggak panik saat anak kecil diare ya, Bund. Secara mereka kan masih kecil. Kehilangan cairan dikit aja bisa banget bikin mereka lemes.
Siapa yang tega liat anak kecil lemes? Iya kan.
Tapi bener sih. Kalau keburu panik, kitanya jadi nggak bisa mikir. Hehehe
Anakku sempat diare sampek opname 4 hari. Pas mau lebaran pyla, hiks hiks. ternyata ada bakteri di ususnya. Akhirnya setelah ganti obat minum dan infus baru diarenya reda. Akhirnya berangsur-angsur membaik meskipun masih diare lagi. Emang diare ini nggak bisa disepelekan. begitu ada gejalanya harus segera ditangani.
Diare yang tidak ditangani dengan baik, bisa berdampak jelek bagi keselamatan anak, bisa-bisa mereka nanti kekurangan cairan. Oleh karenanya harus ditangani dengan baik, tanpa panik ya …
Kevin pernah diare parah setelah sebelumnya demam 9 Hari dan bolak balik dicek darah. Meski hasilnya dibilang normal, tapi dia ngeluh mual dan perih di lambungnya sampe terakhir diare abis-abisan di hari ke 9 demam. Cek bebi cek akhirnya diagnosanya infeksi saluran pencernaan. Ntah apa penyebabnya pedahal makanna semua home made hiks. Akhirnya diopname 4 hari, kasi masuk antibiotik baru sembuh.
Benar, menyikapi diare dengan tidak panik. Sulungku kapan hari diare…sembuh gitu lagi..sembuh ..kambuh kembali. Sampai hampir 2 mingguan aku ke dokter 2 kali dan dijaga makan. Meski ga sampai bikin lemes, tapi terganggu juga kan. Eh, giliran ada pengumuman UN ditiadakan, sehat dia. Aku gatau apa mungkin anaknya stres ya…
Seingat saya, si sulung dulu jarang kena diare. Pernah tapi tidak sampai opname, gitu. Pastinya pas masih punya satu anak, ada lah panik-paniknya.
Nah, kalo si kecil juga penyakit yang pernah mampir padanya tuh batuk, pilek, demam, gitu. Tetap, sih. Intinya kudu jaga kebersihan tangan dan apa yg dia makan, ya. Kalau untuk menjaga kesehatan pencernaan si kecil, justru dia cocok minum yoghurt.
Setuju, Mbak. Pertama sekali jangan panik, ya. Aira pernah diare saat kelas 3 dulu, melihat dia bolak balik ke kamar mandi dengan pup encer, pikiranku udah ga karuan. Makasih tipsnya Mbak. Berharga banget buatku.