bundaeni.com – Tidak terasa sudah Bulan April, tandanya sebentar lagi si bungsu saya akan mencicipi sekolah taman kanak-kanak. Ya, bungsu saya sekarang sudah berusia 4,5 tahun dan dia sudah ngebet sekali ingin masuk TK. Sering sekali si adek ini mengajak ayahnya (saat mengantar Kakak sekolah) untuk melewati “calon TK” nya sekedar melihat-lihat. Untung ayahnya super sabar dan mau aja, hehehe.
Memilih sekolah untuk anak itu susah-susah gampang, susahnya dua kali karena memang tidaklah mudah. Terkadang, anak sudah memilih sekolah favoritnya, eh malah dia sendiri yang enggak betah. Ada juga yang dipilihkan orang tua dan anak tetap saja tidak betah. Lantas bagaimana?
Sebelum sampai pada tips memilih sekolah untuk anak, saya ingin sedikit sharing tentang pengalaman adik saya memilih sekolah.
Pengalaman adalah Guru Terbaik
Ceritanya nih, di keluarga saya tuh Bapak adalah orang yang semi otoriter. Beliau enggak pernah mau dibantah dan pendapatnya hampir selalu dibenarkan.
Hal ini juga berlaku dalam hal memilih sekolah. Bapak ingin semua anaknya masuk ke sekolah negeri. Hasilnya, saya dan kakak lulusan sekolah negeri (mulai SD-SMA). Nah, kebetulan sekali ketiga adik saya enggak ada yang bisa masuk ke sekolah negeri karena beberapa alasan. Hal ini membuat adik-adik saya menjadi korban ketidakpuasan Bapak yang sering banget marah kalau saudara saya malas-malasan.
Baca juga: Kakak Cemburu pada Adik
Paling parah adalah adik saya yang bungsu. Adik perempuan saya ini ingin sekolah di SMP Negeri (pastinya karena tekanan bapak) tapi enggak lolos. Ahirnya dia memilih sekolah di SMP Swasta yang cukup terkenal di Malang. Mayoritas siswa di SMP Swasta tersebut adalah kalanagan menengah ke atas. Entah minder atau gimana adik saya sakit-sakitan dan terkena penyakit magh akut. Katanya penyakit magh itu karena pikiran soalnya adik juga enggak jajan yang aneh-aneh.
Akhirnya, adik berhenti sekolah selama satu tahun dan mengambil paket B. Alhamdulillah sekarang dia sekolah di SMK Negeri sesuai jurusan yang diminati.
Berdasarkan cerita tersebut saya pun mengambil hikmah, bahwa orang tua tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada anak. Berikanlah anak kebebasan untuk memilih sendiri sekolahnya, tentunya dengan beberapa kebijaksanaan ayah bundanya.
Tips Memilih Sekolah untuk Anak
Pas sekali nih, saat saya lagi galau memilih sekolah untuk anak, eh ada Sekolah Parenting Harum yang mengadakan kulwap gratis tentang Memilih Sekolah untuk Anak. Peserta kulwap hanya diwajibkan membayar donasi 20K untuk disumbangkan ke Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.
Kuwap dilaksanakan pada Kamis-Jum’at, 28-29 Maret 2019 Pukul 11.00 – 13.00 WIB. Penyampaian materi dilaksanakan pada hari Kamis sedangkan tanya jawabnya Jum’at. Pesertanya berasal dari berbagai kota, bukan hanya Kota Malang saja dan mayoritas adalah ibu-ibu.
Pematerinya adalah Bunda Abyz Wigati, konselor dari Kota Malang, pemilik Pondok Parenting Harum dan Sekolah Parenting Harum. Beliau adalah contoh real orang tua yang menerapkan good parenting dan dibagikan kepada ayah bunda lainnya. Tak jarang beliau sharing parenting dari satu kota ke kota lain dan juga antar pulau. Luar biasa deh pokoknya Bunda Abyz ini. Berikut ini tips memilih sekolah untuk anak dari Bunda Abyz
Pahami Kondisi Anak
Sebelum memilih sekolah untuk anak, ada baiknya Ayah-Bunda memahami kondisi anak terlebih dahulu. Kan selama ini Ayah-Bunda tinggal bersama anak-anak, pastinya tahu dong kondisi mereka. Bagaimana kebiasaan anak? Bagaimana kondisi mereka, hobi, dan kesukaan mereka.
Baca juga: Mendidik dan Mengasuh Anak dengan Hati
Setelah mengetahui dan memahami kondisi anak, Ayah-Bunda bisa memilihkan sekolah yang tepat sesuai kondisinya. Ingat ya Bunda, setiap anak memiliki cara yang berbeda-beda dalam menyerap informasi sehingga metode belajar yang tepat bagi orang tua, belum tentu tepat untuk anak-anak.
Misalnya nih, Bunda tipe pembelajar yang visual atau lebih suka memperhatikan penjelasan dengan gambar. Tapi belum tentu sama dengan anak, bisa saja anak lebih suka memperhatikan penjelasan guru dengan audio atau suara. Oleh karenanya penting sekali memahami kondisi anak, terutama modalitas belajarnya sehingga orang tua bisa memilihkan sekolah yang tepat.
Perhatikan Ketersediaan Kegiatan Sekolah yang Mendukung Hobi Anak
Saat mendaftarkan sekolah, jujur belum terpikirkan oleh saya untuk memperhatikan kegiatan apa saja yang tersedia. Maklum, saat itu saya belum paham tentang tips memilih sekolah untuk anak. Memang saya survei dulu tapi engak paham kalau ketersediaan kegiatan sekolah bisa berpengaruh. Untung saja anak saya masih SD ya.
Baca juga: Memilih Sekolah Dasar untuk Anak
Jika anak-anak sudah remaja, mereka akan butuh kegiatan untuk menyalurkan hobinya. Saya masih ingat betul ketika masih SMP tidak bisa menyalurkan hobi membaca saya. Coba ada klub baca atau jurnalistik gitu ya, pasti akan menyenangkan sekali.
Kegiatan sekolah semacam ekstrakurikuler bisa menjadi sarana untuk menyalurkan bakat anak. Dengan begitu anak tidak mudah stress dan konsentrasi belajarnya pun lebih terbantu.
Bagaimana jika anak saya lebih fokus pada kegiatan ekstrakurikulernya? Tenang, Bunda. Itu tandanya mereka sangat tertarik dengan kegiatan non akademis. Bunda bisa memberinya pengertian melalui komunikasi yang efekti ya, tentu saja sesuai usianya.
Survei Proses Belajarnya
Saya yakin hampir setiap bunda akan melakukan survei untuk memilih sekolah anak. Tetapi, sebagian hanya survei tentang “sekolah favorit, siswanya baik-baik, guru yang profesional” dan jarang sekali yang mengamati proses belajarnya. Atau kadang ada sekolah yang melarang orang tua calon peserta didik mengamatinya.
Nah, kalau ada sekolah seperti itu, yang melarang orang tua untuk melihat proses pembelajaran, jelas sekali saya tidak akan memilihnya. Bagi saya proses belajar sangat penting untuk anak. Bagaimana cara guru menerangkan? Bagaimana sikap guru terhadap siswa dan sebaliknya? Juga bagaimana interaksi antara guru dengan siswa atau guru dengan orang tua?
Jadi, kalau survei sekolah jangan hanya melihat gedungnya saja yang megah tapi lihat juga dalamnya ya, Bunda, apakah ada kehangatan di dalamnya.
Tidak Ada Sekolah yang Sempurna
Tak ada manusia yang terlahir sempurna, begitu juga dengan sekolah. Semua sekolah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dan tidak ada yang bisa menjamin siswanya bisa sukses. Ayah-Bunda di rumah lah yang bisa melengkapi kekurangan sekolah.
Meskipun orang tua membayar untuk menyekolahkan anak, tidak seharusnya menyerahkan sepenuhnya pada sekolah. Apalagi jika sampai menyalahkan pihak sekolah karena anak bertindak nakal, kurang bisa diatur, atau melakukan perbuatan menyimpang (seperti merokok pada usia sekolah).
Itu dia tips memilih sekolah untuk anak dari Bunda Abyz Wigati. Apapun pilihan sekolahnya, latih anak untuk bertanggung jawab terhadap pilihannya. Pun jika orang tua membuat kesalahan saat memilihkan sekolah untuk anak. Orang tua harus bisa meminta maaf dengan tulus dan selesaikan masalah dengan baik. Ajarkan anak meminta maaf melalui perilaku, bukan sekedar contoh.
Oiya, artikel lengkap dan tanya jawab tentang Kulwap Cara Memilih Sekolah untuk Anak bisa Ayah-Bunda baca di web sekolahparentingharum.com ya.
Terima kasih, semoga bermanfaat.
22 Komentar. Leave new
Hihi..betul banget. Jarang yang mengamati proses belajarnya ketika menyekolahkan anak. Pertama kali yang dilihat adalah guru dan prestasi sekolah tersebut. Terima kasih ya mbak, sharingnya bermanfaat banget. Apalagi si bungsu mau masuk TK.
makasih juga kunjungannya, semoga bermanfaat
Aku, dong. Memilih sekolah anak-anak tanpa survey. Tapi karena anak-anak tetangga sekolah di situ, ya aku ikut. Waktu itu ikutan Open House-nya, sih. Tapi sudah kadung nunut tetangga, jadi nggak terlalu nyimak, hahaha … Alhamdulillah, sejauh ini sekolah, guru-guru, Kepala Sekolah, dan yang lainnya menjadi sahabatku dan anak-anak. Semoga orangtua lainnya di luar sana juga sudah menemukan sekolah yang sesuai ya, untuk putra-putrinya.
Bentul banget mbak..
Pilih sekolah emang harus teliti ya..
wah sekarang mah banyak pertimbangan ya
Betul sekali, banyak pertimbangannya. Tapi juga harus di cek juga jarak dari rumah ke sekolah, adik saya merasakan SD-SMP sekolah dengan jarak yang cukup lumayan dan akhirnya dia jenuh hingga minta sekolah SMA yang ngga naik angkot. Tapi sekali lagi to each their own ya, lagipula kan orang tua biasanya mengusahakan yang terbaik untuk anak.
Nah itu … tidak ada sekolah yang sempurna. Sering kali kita maunya keinginan (yang sebenarnya tuntutan) kita sebagai orang tua terhadap sekolah terpenuhi semua. Jadinya sedikit2 protes dan ngomel. Padahal seperti pun manusia sebagai individu, tak ada sekolah yang sempurna.
Saya kalau mencari sekolah biasanya jarang mepet. Bisa sampai 2 tahunan untuk menentukan sekolah anak. Bisa disurvei berkali-kali sampai yakin 😀
Alhamdulillah saya sudah menuntaskan beberapa jenjang pendidikan anak-anak, memang enggak mudah ya mak pilih sekolah untuk anak-anak, fasilitasnya cocok eh harganya enggak cocok, harganya oke eh fasilitasnya kurang sip, makasih mak sudah berbagi tips agar orangtua bisa memilih sekolah terbaik untuk si kecil.
Kelihatannya “cuma” memilih TK, tapi kalo salah pilih bisa runyam juga ya Mak.
Thanks looott insight-nya. super duper menarik banget!
Setuju mba, penting utk tau gimana metode belajar yg diberikan oleh guru. Klo bisa transparan, bagus. Maunya suasana yg hangat yaa, jadi tenang anak2 di sekolah..
Produk orang tua jaman dulu hehe… Bapak saya juga gitu mbak, otoriter dan nggak mau pendapatnya di sanggah.
Memilih sekolah memang harus cermat ya, banyak hal yang harus dipertimbangkan
Wah asiknya ada kulwap untuk mengurangi kebimbangan ortu. Aku setuju banget itu, nggak ada sekolah yg sempurna. Yg penting si anak nyaman aja.
Semangatttt cari sekolah yang cocok makk
Kalau aku sekolah yg utama deket rumah dan budgetnya xD. Terus ada sekolah lanjutannya seperti sd, smp dan sma, ibue mager mau cari sekolah lain
Intinya harus sreg orang tua dan anak dalam milih sekolah ya? Kalau urusan survey sekolah lebih mudah kayaknya kalau sekolah swasta. Kalau survey sekolah negeri yang agak susah. Seringkali ada Sekolah ya masih gimana gitu kalau kita tanya-tanya tentang kegiatan dan cara belajar mengajar di kelas. Semoga anak-anak kita nyaman selama sekolah sampai masuk dunia kerja.
sepakat banget mba, bahwa tidak ada sekolah yg sempurna. Setelah kita milih sekolah tertentu, seringkali kita suka bandingin dengan sekolahnya anak temen kita. Padahal ya sekolah sana juga pasti punya kekurangannya juga.
Yang poin terakhir nih. Aku jadi inget waktu SMA dulu. Ada beberapa orangtua siswa yang protes ke pihak sekolah karena anak nya ga lulus UN. Saya tau sekolah di SMA almamater saya itu biayanya mahal, tapi kan bukan berarti sepenuhnya tanggung jawab sekolah kan ya.
Setuju dengan tips memilih sekolah dari Bunda Eni, daku sudah menerapkannya ke dua anakku saat memilih sekolah lanjutan atas dan kuliah. Udah nggak zaman orang tua memaksakan kehendak.
Bener banget nit jadi peer orangtua bangt utkilih skolah anak ,, aku kmrn juga keliling bawa k bbrp tempat utk anakku mondok yg sedih tapi anaknya mau akhirnya berdoa Aja deh Kita smoga yg diambil mnjd kputusan yg terbaik
Sip nih bisa jadi catatan ketika milih sekolah utk anak.thanks mak
Kadang…
Sekolahnya uda bagus…tapi SDM nya ada yang kurang sreg saat mengajar.
Aku orangnya sering komunikasi dengan kepala sekolah, jadi agar di training guru-guru untuk lebih berhati-hati saat mendampingi anak-anak.
Agar lebih sinkron siih…pendidikan di sekolah dan di rumah.
Ya Allah bisa sampai kaya gitu yaa karena salah pilih sekolah, noted bagi saya selaku orang tua biar nggak maksain sekolah untuk anak, tapi diarahkan anak memilih sekolah yang bagus